Jakarta, Otomania – Sama seperti kinerja sistem rem, cara kerja sistem kemudi juga masih mengandalkan hidraulik atau mengandalkan tekanan cairan. Namun seiring perkembangan teknologi, sudah banyak produsen kendaraan yang menyematkan sistem kemudi berbasis elektronik pada mobil baru atau yang dikenal Electronic Power Steering (EPS).
Pada sistem power steering hidraulik menggunakan pompa yang menghasilkan tekanan, Pompa itu bekerja bersinergi dengan mesin. Lantas tekanan yang dihasilkan membantu pengemudi menggerakan rack and pinion agar menentukan arah roda sesuai keinginan.
EPS utamanya terdiri dari empat komponen. Control module berguna untuk mengumpulkan data dari seluruh komponen EPS, motor yang menggerakan komponen mekanis steering rack, reduction gear yang memasukan data tenaga bantuan untuk menggerakan komponen mekanis steering rack, serta torque sensor yang menyelaraskan output sistem EPS dengan keinginan pengemudi.
Arifani Perbowo, Logistic and Production General Manager Kia Mobil Indonesia (KMI) menjelaskan, EPS terkini sudah punya pengatur kadar power steering tergantung kecepatan mobil. Jadi ketika mobil dipacu kecepatan tinggi, maka kemudi menjadi lebih berat, begitu pula sebaliknya.
Banyak pengemudi yang merasa menyetir mobil dengan EPS mengurangi sensitivitas pada permukaan jalan. Alasan utama banyak mobil menggunakan EPS karena keiritan bahan bakar.
“Kekurangan EPS itu cuma satu, memang lebih mahal,” kata Arifani.
Cara kerja power steering hidraulik
Cara kerja Electronic Power Steering (EPS)
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR