Jakarta, Otomania – Bagi penggemar motor jenis adventure, Kawasaki D-Tracker 150 biasanya jadi pilihan untuk kendaraan harian. Namun terkadang spesifikasi bawaan pabrikan dirasa belum cukup untuk memuaskan keinginan berkendara.
Seperti yang dilakukan Cahyo, pemilik D-Trackker 150 2014 yang menggunakan untuk harian, ia memodifikasi tunggangannya agar lebih lincah di jalanan. Pengerjaan dipercayakan pada Arena Motor, Ciledug yang memiliki spesialisasi pada modifikasi motor tipe supermoto.
“Untuk modifikasi agar nyaman buat harian kita konsentrasi ke bagian kaki-kaki. Ada beberapa ubahan juga untuk di mesin supaya memuaskan kebutuhan tenaga,” ucap Bobby Susanto, pemilik Arena Motor, Ciledug saat ditemui Otomania beberapa waktu lalu.
Ubahan pertama pada bagian kaki-kaki motor ini di bagian depan menggunakan suspensi upside down milik KTM 85. Bagian belakang dipasangkan lengan ayun milik KTM 250 serta monoshock KTM Ohlins.
“Supaya aura supermotonya makin kuat dipakai knalpot milik Honda CRF 250 Promoto Billet Endcap. Pemasangannnya juga cukup mudah,” ucap Bobby.
Ubahan lain pada sektor kaki-kaki adalah penggunaan pelek TK ukuran 300 di depan dan 350 di belakang. Pilihan ban jatuh pada merek Avon Diztanzia ukuran 120/70 di depan dan 150/60 di belakang.
Sektor mesin, Bobby memberi ubahan pada perangkat transmisi dengan mengganti clutch set menggunakan merek TK dan penggunaan CDI merek TK Racing. Bagian dalam mesin diberi sentuhan porting polish dan penggunaan camshaft Kawahara untuk meningkatkan tenaga mesin.
“Hasilnya mesin Kawasaki D-Tracker ini output-nya naik kurang lebih 35 persen. Sudah cukup untuk kebutuhan harian,” kata Bobby.
Sentuhan akhir pada motor ini digunakan aksesori khas supermoto seperti handguard merek Zeta. Perlindungan untuk pelek dan jari-jari digunakan cat powder coating.
“Pengerjaannya cukup cepat, sekitar satu minggu. Dana yang dihabiskan kira-kira sekitar Rp 20 juta. Tujuan ubahan, biar menerabas jalan rusak tetap nyaman dan dilirik orang, juga bisa dipenuhi,” kata Bobby.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR