Jakarta, Otomania - Penggunaan anti-lock braking system (ABS) pada sepeda motor sudah menjadi standar di negara Uni Eropa, bahkan akan disusul oleh Taiwan, Jepang, dan India. Dengan teknologi ABS dipercaya mampu menekan fatalitas kecelakaan yang melibatkan pengguna motor.
Lalu kapan industri di Indonesia akan menerapkan ABS sebagai perangkat standar di sepeda motor?
Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata, mengatakan bahwa saat ini asosiasinya sedang mendiskusikan keberbagai pihak, termasuk salah satunya Bosch yang meyediakan teknologi ABS untuk motor.
"AISI dengan Bosch sudah lama berdiskusi mengenai kemungkinan aplikasinya. Saya pikir sampai kesana (penerapan ABS) tidak ada masalah, kita akan berhubungan dengan instansi terkait dan membahas rencana ini secepatnya," ucap Gunadi dalam seremoni pengenalan seri baru ABS Bosch di Senayan, Kamis (3/11/2016).
Menurutnya, standarisasi ABS pada sepeda motor cukup mendapat perhatian yang serius, hal ini dikarenakan masalah road safety yang juga jadi fokus utama. Selain itu, hal ini tidak terlepas dari status AISI yang tergabung dalam Federation of Asia Motorcycle Industries (FAMI), yang terus menerus menekankan penggunaan ABS pada setiap negara yang menjadi anggotanya.
"Pokoknya satu atau dua tahun ini harus ada realisasinya, kita lihat nanti perkembangannya bagaimana. Saat ini Bosch juga sudah punya generasi ABS yang bisa digunakan motor ber-cc kecil, kami (AISI) akan terus berupaya memastikan hal ini bisa diterapkan pada sepeda motor baru kedepannya," kata Gunadi.
Sedangkan ketika ditanya apakah akan ada kenaikan harga saat ABS sudah menjadi fitur wajib di motor, ia menjelaskan untuk masalah tersebut tergantung dari industri dan ATPM-nya.
"Tidak bisa dibahas saat ini bila masalah harga, tapi memang biasanya saat ada teknologi atau pengembangan fitur baru harga akan berubah," ucap ketua AISI.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR