Jakarta, Otomania — Hari Jumat malam (malam Sabtu) menjadi momok bagi warga Jakarta. Kemacetan pada waktu ini terasa lebih parah dibanding hari biasa. Jalan-jalan protokol, seperti HR Rasuna Said, Sudirman, dan Gatot Subroto, dipenuhi kendaraan pribadi dengan beragam tujuan.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan kemacetan pada Jumat malam menjadi lebih parah dibanding hari biasa?
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, kemacetan semakin parah pada Jumat malam karena persiapan akhir pekan. Situasi ini makin bertambah parah karena bersamaan dengan waktu pulang kerja.
"Jumat malam berbeda karena orang bersiap-siap menyambut libur akhir pekan. Selain itu, waktu pulang juga berbarengan. Itu yang membuat kemacetan semakin parah," ucap Budiyanto saat dihubungi Otomania beberapa waktu lalu.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit memiliki pendapat berbeda. Menurut dia, kemacetan pada Jumat malam merupakan fenomena urban stress yang menghinggapi warga kota.
"Akibatnya, akumulasi kendaraan menjadi lebih tinggi pada periode yang lebih pendek. Dengan kapasitas jalan yang tetap dan pemuncakan arus yang tinggi, panjang antrean dan kemacetan jalan menjalar ke semua lokasi secara cepat sehingga timbul gridlock di semua bagian jaringan jalan," ucap Danang saat dihubungi.
Pertumbuhan kendaraan di Jakarta saat ini diperkirakan mencapai 6.000 unit per hari. Ini berbeda jauh dengan pertumbuhan jalan di Jakarta yang tercatat hanya 0,1 persen tiap tahun.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR