Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sopir Pro dan Amatir, Mana yang Lebih Bahaya?

Dok Grid - Kamis, 5 September 2024 | 12:17 WIB

Jakarta, Otomania - Dalam terminologi berkendara, ada tiga kategori pengemudi mobil yang dibedakan dari pengalaman jam terbang. Pertama adalah green driver, atau pengemudi mobil yang masa berkendaranya belum melewati 18 bulan, setelah itu intermediate atau sudah lebih dari 18 bulan sampai tiga tahun, yang terakhir adalah expert lebih dari tiga tahun berkendara.

Meski secara pola berkendara green driver masih labil, tapi jika dibandingkan dengan tingkat kecelakaan yang dialami, potensi besar justru lebih fatal terjadi pada pengendara yang sudah berpengalaman di atas tiga tahun.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), menjelaskan bahwa kecendrungan pengendara expert suka meremehkan segala hal, kondisi ini terbentuk dari sisi psikologi seseorang.

"Separah-parahnya pengendara green driver saat mengalami kecelakaan masih lebih parah pengendara profesional. Pertanyaannya pasti kenapa ? Jawabanya cukup mudah, karena pengendara profesional cenderung suka mengabaikan hal-hal kecil, contoh meremehkan rambu lalu lintas, merasa sudah jago, dan banyak lainnya. Awalnya memang berangkat dari jam terbang, tapi kecendrungan merasa jago lebih ke faktor psikologi," papar Jusri kepada Otomania, Selasa (14/6/2016).

Menurutnya, perbedaan dampak risiko kenapa pengendara green driver bisa lebih sedikit dibandingkan profesional juga disebabkan oleh cara berkendara.

Umumnya kelompok green driver lebih merasa nyaman menggunakan kecepatan rendah bahkan di tol sekalipun, sedangkan kelompok profesional lebih suka memacu kendaraannya lebih cepat.

"Coba perhatikan, rata-rata pengendara profesional itu selalu lebih agresif dibandingkan green driver. Bahkan dari data, pengemudi berpengalaman lebih sering melanggar aturan. Paling sederhananya adalah menyalip dari bahu jalan ketika di tol, itu pasti pengendara berpengalaman, karena kalau green driver masih takut untuk melakukan hal itu.

Jusri melanjutkan, risiko kecelakaan oleh green driver sifatnya ringan, mulai dari bumper baret, bodi sedikit pengok dan lain-lain. Berkendara dengan kecepatan rendah, jadi momentumnya kontaknya juga lebih ringan.

Baca Juga: Waspada Fenomena Pengemudi Mobil Berjiwa Sepeda Motor

Posted : Kamis, 5 September 2024 | 12:17 WIB| Last updated : Kamis, 5 September 2024 | 12:17 WIB

Editor : optimization

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa