Jakarta, Otomania – Setelah mencoba All New Supra GTR 150 di Cisarua dan Bandung beberapa waktu lalu, Otomania berkesempatan untuk mencoba bebek sport Honda ini langsung di jalanan lintas Sulawesi dalam turing Back To Nature Adventure, Sabtu (4/6/2016).
Rute terakhir dalam turing ini, Mamuju menuju Makassar, menjadi arena ideal untuk merasakan produk terbaru dari produsen berlogo sayap ini.
Otomania mencoba berkendara mulai dari Kota Mamuju tepatnya di Pantai Manakarra hingga ke daerah Sendana, sekitar 100 km dari kota Mamuju. Rute yang dihadapi adalah berbukit dengan tanjakan dan turunan serta kelokan-kelokan tajam khas jalan perbukitan.
Impresi pertama menunggang bebek sport ini adalah setang yang cukup nyaman dengan sudut yang lebar khas bebek. Spidometer dengan desain analog untuk putaran mesin dan digital untuk penunjuk kecepatan dan posisi gigi jadi hal yang pertama dilihat.
Satu yang langsung disadari adalah Supra GTR 150 ini cukup tinggi, tinggi jok sekitar 780 mm, tidak seperti kebanyakan produk bebek di pasaran. Bagi orang dengan tinggi badan 170 cm, kaki masih dapat menyentuh tanah dengan baik.
Desain jok yang lebar dengan model berundak untuk penumpang membuat tambahan penahan pada bagian bokong pengemudi. Sayangnya, kesan pertama tempat duduk Supra GTR 150 ini terasa keras.
Jalan selepas Mamuju memiliki tipe berkelok dengan jalur perbukitan naik dan turunan curam yang menantang. Di sini handling Supra GTR 150 mendapat pengujian sebenarnya.
Perpaduan suspensi depan teleskopik berdiameter 31 mm dan suspensi belakang monoshock serta penggunaan ban bertapak lebar 90/80-17 46P di depan dan 120/70-17-58P di belakang membuat Otomania tidak mengalami kesulitan untuk melakukan manuver di kelokan-kelokan jalan trans Sulawesi.
Keadaan berbeda saat motor ini bertemu dengan jalanan yang rusak. Suspensi yang di-setting kaku oleh Honda membuat bagian stang kemudi memberikan tendangan balik cukup keras. Ditambah jok yang keras, sisi kenyamanan jadi sedikit berkurang.
Performa mesin 150 cc DOHC 4 katup milik Supra GTR 150 mengingatkan Otomania pada saudaranya, CB 150 R. Memiliki tenaga melimpah di putaran bawah membuat kemampuan akselerasi bebek ini jadi andalan saat ingin mendahului kendaraan atau saat ingin mendapatkan top speed saat berkendara.
Transmisi manual 6 percepatannya juga mudah untuk dioperasikan terutama saat bermanuver pada jalanan yang naik turun yang membutuhkan perpindahan gigi yang cepat terutama untuk mendapatkan tenaga dan engine break.
Selama berkendara di jalan berkelok dan naik turun, Otomania sangat menikmati asupan tenaga di gigi 3 dan 4 yang masih terasa besar untuk membantu melibas jalan. Jadi tidak perlu repot-repot cari tenaga di gigi terendah.
Kesempatan menggunakan gigi 6 hanya ditemukan beberapa kali di jalan lurus sebelum wilayah Sendana yang berupa daerah pesisir pantai Barat Sulawesi yang menyajikan keindahan pemandangan pantainya. Otomania mencoba top speed bebek sport ini dan mendapatkan angka 123 kpj, jauh dari hasil rider yang mengikuti grand turing Back To Nature Adventure yang mencatatkan kecepatan 144 kpj.
Secara keseluruhan, performa bebek Supra GTR 150 yang ditujukan untuk pasar luar Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi ini memuaskan. Kekurangannya hanya pada kenyamanan jok yang terasa keras yang membuat rider membutuhkan waktu mencari posisi duduk yang nyaman saat berkendara.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR