Jakarta, Otomania – PT Astra Honda Motor (AHM) sudah menetapkan timeline kelahiran sepeda motor listrik pada 2018 mendatang. Siap atau tidak, perusahaan sudah punya banyak rencana antisipasi akibat dari reaksi yang timbul di masyarakat, termasuk soal harga.
Johannes Loman, Wakil Presiden Direktur Eksekutif AHM, sudah menyatakan bahwa kesulitan terbesar adalah menyeimbangkan antara teknologi baterai terbaik dan harga. Dua hal ini saling berlawanan, karena jika baterai tahan lama dan bertenaga, harga dipastikan mahl. Begitu pula sebaliknya.
”Sekarang memang tinggal faktor harga saja. Kalau dijual Rp 60-70 juta, kemahalan tidak? Mungkin pasarnya tidak akan banyak,” ucap Loman dalam sebuah kesempatan belum lama ini di Bogor.
Itulah sebabnya, AHM berharap dukungan pemerintah dari regulasi. Semakin jelas regulasi, semakin terang masa depan kendaraan listrik di Indonesia.
”Agak beda mungkin di negara-negara seperti China, mereka bukan pakai motor listrik, tapi sepeda listrik. Karena motor listrik punya kecepatan tertentu, agak bahaya, perlu regulasi,” ujar Loman.
Tak hanya itu, Loman juga mengatakan bahwa andai motor listrik mulai mengaspal, keberadaannya tidak akan menggantikan motor bensin atau motor konvensional.
”Kalau jarak dekat orang jalan kaki, misalnya 500 meter. Lebih dari itu, pakai motor listrik, atau jarak medium. Lebih jauh lagi motor biasa. Tidak akan menggantikan, tetapi melengkapi,” ucap Loman.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR