Jakarta, Otomania – Pada awal kemunculannya, Toyota Sienta kerap dikait-kaitkan sebagai mobil yang akan bersaing dengan Honda Freed. Padahal, menurut PT Toyota Astra Motor (TAM), meski modelnya mirip—MPV dengan tampilan boxy—justru Sienta berhadapan dengan banyak model.
Anton Jimmi Suwandy, Kepala Divisi Pemasaran TAM dalam sebuah kesempatan di Jakarta (25/4/2016), mengatakan bahwa segmen yang dibidik bukan kepunyaan Freed saja, melainkan banyak merek dan model di rentang harga yang sama.
”Saat Sienta diperkenalkan, kami melihatnya bukan (saingan) sama Freed, tapi segmen Rp 200 juta – Rp 300 juta, 7-seater , dan stylish. Kalau di negara maju, segmennya mengarah ke psikografis, yang menentukan taste atau selera,” ucap Anton.
Maksud Anton, konsumen di kelas ini tak hanya melihat model yang sama untuk dibanding-bandingkan. Karena jika diteliti, rata-rata alasan konsumen memilih mobil dilihat dari harga, disusul model dan kebutuhan.
”Pesaingnya justru lebih luas. Bisa SUV atau crossover 7-seater, bisa MPV bawah atau medium. Kalau di Toyota, bisa ada kanibalisme, tapi tidak banyak. Misalnya beberapa konsumen Veloz akhirnya pilih Sienta. Tidak masalah, pasar kami jadi luas,” kata Anton.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR