Jakarta, Otomania – Jumlah pelanggar lalu lintas di kota-kota besar seakan tak pernah surut. Buktinya, dalam Operasi Kepolisian Simpatik Jaya 2016 yang dilaksanakan jajaran Polda Metro Jaya sejak 1 Maret hingga 21 Maret 2016, petugas menilang 29.997 kendaraan!
Inilah hasil rekapitulasi pelaksaan operasi yang dilakukan selama 20 hari tersebut, dikutip dari siaran resmi Humas Polda Metro Jaya, Rabu (23/3/2016).
Dari jumlah yang sedikit lagi menyentuh 30.000 kendaraan itu, 290 di antaranya adalah bus, lalu 1.790 mikrolet, 342 metro mini, 1.059 taksi, 912 kendaraan barang, 3.052 kendaraan pribadi. Sepeda motor jadi ”juara”, sebanyak 22.530 di antaranya kena tilang (termasuk bajaj).
Jenis Pelanggaran
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto, membeberkan bahwa jenis pelanggaran antara lain melawan rambu-rambu seperti stop line, berada di jalur Transjakarta (busway), menaik-turunkan penumpang sembarangan, melawan arus, lajur kiri, traffic light, dan marka jalan.
”Rambu lalu lintas juga masih diabaikan. Tercatat, polisi mendata terdapat 18.350 pelanggar rambu lalu lintas. Selain itu, aparat juga menegur 7.636 kendaraan,” kata Budiyanto dalam siaran resmi.
Sedangkan barang bukti yang disita dalam Operasi Simpatik di antaranya 11.979 surat izin mengemudi (SIM), 17.967 surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan kendaraan roda dua sebanyak 31 unit.
Pelanggaran lain, 370 orang tidak menggunakan sabuk pengaman, 3.696 orang tak menggunakan helm, 79 orang menggunakan ponsel saat berkendara, 2.070 lampu utama siang, 651 kendaraan yang kelebihan muatan, dan 3.342 kelengkapan surat-surat.
Soal kecelakaan lalu lintas, Budiyanto membeberkan data, 20 laporan kecelakaan dengan 36 korban. Rinciannya, lima orang meninggal dunia, 11 orang luka berat, dan 13 orang luka ringan.
Sementara kendaraan terlibat laka 24 sepeda motor, tiga kendaraan umum, empat kendaraan pengantar barang, dan satu bus.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR