Jakarta, Otomania – Salah satu pasar yang terkena imbas dari perginya Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Ford Motor Indonesia (FMI), yaitu mobil bekas. Ini bisa jadi menurunkan harga jual dari produk asal Amerika Serikat ini.
Halomoan Fischer Lumbantoruan, Chief Operation Officer mobil88 mengatakan, fenomena ini tentunya akan menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap merek Ford. Ini berkaitan dengan layanan purnajual sekaligus juga resale value (harga jual kembali).
“Itu menyebabkan demand (permintaan) terhadap merek Ford di pasar mobkas akan menurun tajam. Hal ini tentu akan berdampak negatif, khususnya kepada penjual mobkas yang saat ini memiliki persediaan merek Ford. Lalu akan terjadi penyesuaian harga, yang pada akhirnya berpotensi menyebabkan kerugian,” ujar Fischer kepada Otomania, Selasa (26/1/2016).
Namun, Fischer enggan menyebutkan berapa penurunan yang mungkin terjadi, khususnya karena situasi ini. “Masih sensitif, jadi saya belum bisa lakukan prediksi,” ujar Holomoan.
Di kesempatan lain, Herjanto Kosasih, Senior Manager Marketing sentra penjualan mobil bekas WTC Mangga Dua menambahkan, berkaca dari kasus yang pernah menimpa Chevrolet, harga jual merek tersebut langsung anjlok di pasaran, sesaat setelah pengumuman hengkang. Situasi tersebut untuk saat ini setidaknya akan serupa.
“Kurang lebih untuk kasus Ford sekarang ini, serupa dengan yang terjadi pada Chevrolet. Penurunan harga jual bisa mencapai 10 persen sampai 20 persen dari harga yang ada,” ujar Herjanto kepada Otomania.
“Iya jelas besar penurunannya dan cukup riskan bagi para pebisnis maupun konsumen yang memiliki mobil ini. Karena masyarakat masih dibayang-bayangi ketakutan akan service dan sparepart-nya, walaupun sebenarnya memang memang masih ada,” ujar Herjanto.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR