Jakarta, Otomania – Dibanding dengan mobil penumpang umumnya, yang mengisi jalan-jalan di Indonesia, mobil super (supercar) jelas berbeda. Perbedaan tersebut salah satunya dari segi performa dan sensitivitas tenaga.
Maka dari itu, pengemudi supercar harus memiliki persiapan yang matang terlebih dahulu sebelum mengendarainya di jalan umum. Ini seperti yang disampaikan Galih Laksono, pemilik bengkel G-Speed Indonesia spesialis mesin V8 atau mobil berkubikasi mesin besar.
“Bicara kapasitas mesin pada umumnya berarti berbanding lurus dengan tenaga, berbanding lurus dengan tingkat pengendalian. Jangan pernah anggap remeh mobil-mobil supercar. Pengemudi wajib beradaptasi dan berlatih terlebih dahulu,” ujar Galih, Senin (28/12/2015).
Galih melanjutkan, adaptasi atau penyesuaian antara si pengendara dan karakter mobil itu, dilakukan minimal 15 menit dan maksimal satu hari penuh atau 24 jam. Adaptasi dilakukan untuk mengetahui sensitivitas pedal gas dan sistem pengereman.
“Seperti misalnya, jika asal menginjak pedal gas, yang terjadi yaitu roda belakang kehilangan traksi pada aspal, dan bagian belakang mobil melenggok ke kanan dan kekiri. Ini karena tenaga mesin yang besar. Kalau kita tidak antisipasi dan tidak mahir dalam mengendarai mesin bertenaga besar, hasilnya tentu akan celaka dan memakan korban,” ujar Galih.
Selain itu, kata Galih, harus menyesuaikan antara sistem pengereman dan refleks pengendara. Jika lengah sedetik saja, maka akan berakibat fatal. “Kita tidak bisa menyamakan cara membawa mobil mesin besar dengan mobil biasal, jadi harus berhati-hati, salah satu perbedaanya juga ada pada pengereman dan pengendalian (handling),” ujar Galih.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR