Jakarta, Otomania - Salah satu fitur modern yang ada pada kendaraan roda empat yaitu smart key system. Di dalam fitur ini ada dua komponen lagi, immobilizer dan smart entry (keyless).
Gedang Pranoto, Foreman Teknisi Toyota Auto2000 mengatakan, keduanya memiliki kegunaan serta fungsi yang berbeda-beda. Ada beberapa masyarakat yang menganggap bahwa immobilizer itu keyless atau bahkan remotenya.
"Sebenarnya, kedua sistem tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda, jadi tidak bisa disamakan. Masih banyak yang mengatakan hal tersebut, mereka menganggap bahwa keyless itu immobilizer, padahal sebenarnya bukan," ujar Gesang kepada Otomania, Selasa (22/12/2015).
Gesang menjelaskan, secara sederhana, membedakannya cukup mudah. Immobilizer sendiri merupakan sistem pendeteksian atau pengenalan kunci.
Ketika kunci yang masuk ke dalam kontak tidak dikenal, maka sistem akan bekerja menggagalkan proses dalam menghidupkan mesin mobil, begitupun sebaliknya. Jika data (chip) kunci dikenali, maka mobil bisa menyala.
“Kalau immobilizer sendiri terdiri dari transponder chip yang ada di kunci mobil, kemudian yang menempel pada lubang kunci ada transponder qoil, transponder key amplifier, transponder key ECU (electronnic control unit) dan akhirnya bermuara pada ECU mesin,” ujar Gesang.
Gesang menambahkan, sementara untuk smart entry key (keyless) sendiri yaitu di mana ketika akan menyalakan mobil, kunci tidak perlu dimasukkan lagi ke dalam lubang kunci. Tapi hanya menggunakan tombol engine start stop. Lubang kunci juga sudah tidak tersedia lagi.
“Tapi tidak hanya asal pencet, tetap saja si piranti keyless dengan rupa seperti remote atau transmitter harus ada di dekat mobil, agar ketika ditekan tombol engine start-stop, maka akan menyala mobilnya,” ujar Gesang.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR