Jakarta, Otomania - Ramai isu lalu lintas bukan hanya dari sisi peraturan modifikasi, tapi penggolongan Surat Izin Mengemudi (SIM) sepeda motor juga menjadi salah satu hal yang kini hangat didebatkan. Rencananya, April 2016 mendatang, kepolisian akan membedakan SIM pengguna motor berdasarkan kepasitas mesin.
Dari hasil perbincangan dengan Donny Hantu Laut yang biasa menangani modifikasi serta sebagai pengguna moge mengatakan bahwa penggolongan SIM C memang positif, tapi jangan hanya berfokus pada pelatihan dan pembekalan materi, karena selama ini realitas di jalan raya adalah lebih ke arah mental dan pribadi penggunanya.
"Tujuan memang positif, tapi harus diakui hal ini juga akan menimbulkan dampak diskriminasi antar pengguna motor biasa dan moge. Yang harus digarisbawahi adalah, bukan sekadar pembekalan ilmu dan safety driving, tapi pengetesan kompetensi kepribadian yang menyangkut soal psikologi dan mental pengendaranya," ucap Donny.
Menurutnya, salah satu pemicu terjadinya sifat arogansi di jalan mengenai pengendara moge adalah karena lebih ke arah faktor kepribadian penggunanya yang kurang bisa mengontrol diri dan bersikap seenaknya.
"Pengguna dan pemilik moge bisa dipastikan orang dengan ekonomi mapan, kadang sifat sombong dan merasa mogenya jauh lebih mahal dari kendaraan lain membuat pengendara besar kepala sehingga kadang bertindak di luar jalur. Oleh karena itu, uji psikologi dari pengendara juga wajib dilakukan," ujar Donny lagi.
Selain itu, Donny juga menyarankan untuk batasan usia pengguna moge sebaiknya dimulai dari umur 21 tahun ke atas. Hal ini terkait masalah jam terbang dan terbentuknya mental tanggung jawab seseorang terhadap keselamatan di jalan baik untuk dirinya maupun orang lain.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR