Jakarta, Otomania – Power steering bukan lagi jadi piranti asing pada kendaraan. Fungsinya sangat dibutuhkan, untuk membuat berkendara menjadi nyaman. Kemudi akan terasa berat jika kendaraan tidak mengadopsi teknologi ini.
Raka, pemilik Piranti Stirindo Utama (PSU) Workshop Power Steering Specialist mengatakan, setidaknya ada dua jenis teknologi sistem kemudi ini. Ada power steering hidrolik dan EPS (electric power steering). Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Sedikit informasi ini mungkin bisa cukup membantu bagi yang ingin memasang power steering untuk kendaraannya atau yang sudah ada,” ujar pria yang sudah 18 tahun menggeluti dunia power steering, Rabu (17/11/2015).
Raka melanjutkan, untuk EPS sendiri merupakan teknologi terbaru dari sistem power steering. Jadi komponen ini tidak lagi perlu perawatan seperti penggantian oli. Karena semua sudah diatur menggunakan sistem elektrik. Kendaraan akan irit bahan bakar dengan EPS, karena kerjanya tidak lagi berdasarkan putaran mesin.
“Namun kekurangannya memang jika terjadi kerusakan, maka tidak bisa diganti sebagian tapi harus semuanya. Lebih dari itu biaya penggantiannya cukup mahal. Sebenarnya bisa diakali, tapi tidak dijamin akan bertahan lama,” ujar Raka.
Kemudian, lanjut Raka, power steering hidrolik bisa dikatakan konvensional yang kerjanya menggunakan oli. Kelebihan hidrolik ini yaitu jika terjadi kerusakan bisa diperbaiki, dengan penggantian hanya pada salah satu bagiannya saja, tidak seluruhnya. Namun memang, sistem kemudi ini lebih boros bahan bakar, karena sistem kerjanya membebani mesin.
Lebih dari itu, bagain kerap terjadi oli yang merembes, ketika silnya sudah rusak. “Jadi keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi tingal disesuaikan saja dengan selera,” ujar Raka.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR