Jakarta, Otomania – Bagi yang ingin membeli Daihatsu Taft Rocky maupun Taft Hiline lansiran tahun 1990-an, ada beberapa yang perlu diperhatikan.
Jika tidak mengenal betul kendaraan ini, maka bukan untung yang didapat, tapi malah rugi. Karena akan banyak sekali perbaikan yang dilakukan, dan harga belinya tidak sesuai dengan kondisi.
Taufik Eko Yudanto, Founder komunitas Taft Diesel Indonesia (TDI) mencoba berbagi tips, bagi yang berniat untuk membeli Daihatsu Taft. Hal pertama yang harus diperhatikan, kata Taufik, yaitu periksa bagian yang keropos. Setidaknya ada bagian tertentu yang rentan terhadap keropos, jika pemilik sebelumnya tidak apik merawat mobil.
“Pertama yaitu perhatikan bagian cross, posisinya persis berada di balik bemper depan. Biasanya di posisi ini yang kerap mengalami keropos. Kemudian cek bagian yang ada di balik over fender. Lalu waspada jika di bagian lisplang (sideskirt), sudah ditutup lakban,” ujar Taufik Selasa (20/10/2015).
Kedua, kata Taufik, lakukan test drive. Perlu diperhatikan dan dilakukan, untuk tipe Daihatsu Taft jenis 4x4, ketika mobil dalam posisi lurus, masukkan tuas ke posisi 4H, lalu belok patah ke kiri dan ke kanan sambil dijalankan. Apabila terdapat suara kletek-kletek, artinya cv joint ((Constant-velocity) dan as roda depan sudah aus.
Kemudian setelah itu, kembalikan tuas ke 2H lalu jalankan mobil. Bila pada kecepatan 60 kpj terdengan bunyi seperti siulan dari arah girboks, diindikasikan rangkaian gigi transfercase juga sudah mengalami keausan.
Keempat, ketika mesin baru dihidupkan, cermati apakah dari selang pernapasan breather terlihat asap berwarna putih, berlanjut untuk perhatikan bagian knalpot apakah juga ada asap putih. Jika hanya terlihat di lubang pernapasan (breather), artinya ring kompresi pada piston sudah mulai aus. Sementara apabila di knalpot juga terlihat, keausan ring piston sudah lumayan parah.
“Terakhir, periksa bagian steering girboks, bila telihat seperti terbalut lumpur, bisa jadi ada kebocoran pada selang power steering,” ucap Taufik.Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR