Jakarta, Otomania - Punya mobil baru memang meyenangkan, apalagi new produk keluaran yang fresh dari diler. Bukan hanya bodi yang masih mulus, mesin pun bisa dibilang masih 'perawan' atau kerap dikenal dengan sebutan inreyen atau break-in.
Dengan kondisi tersebut, wajar saat menggunakan pertama kali butuh perlakuan khusus, tidak boleh langsung injak gas dan menggebernya. Masa-masa inreyen, adalah kondisi di mana terjadi proses adaptasi terjadi antar komponen mesin untuk saling menyesuaikan antara satu dengan lainnya.
"Sampai saat ini masa inreyen masih cukup penting, apalagi untuk mobil baru. Meski sudah modern tapi tujuan masa inrayen lebih untuk proses penyesuaian dan memastikan bahwa seluruh komponen mesin sudah terlapisi oleh pelumas," ucap Eric teknisi mesin Engine+ saat berbincang dengan Otomania, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (24/10/2015).
Hal senada juga disampaikan oleh Arifani Perbowo, Logostic and Production General Manager Kia Mobil Indonesia (KMI). Menurutnya masa inreyen pada mobil tetap menjadi standarisasi yang wajib dilakukan setiap pemilik mobil baru, karena dengan hal ini bisa lebih menjamin seluruh daya tahan dari komponen mesin.
"Mesin baru dari pabrik masih memiliki serpihan gram (ampas besi) yang belum semuanya turun ke bawah. Untuk meyiasatinya perlu masa inreyen dengan jarak pakai serta perlakuan yang baik di waktu awal menggunakan mobil," ucap Arifani saat dihubungi Otomania via ponsel, Jakarta, Senin (26/10/2015).
Lantas, berapa lama masa inreyen pada mobil baru berlaku. Menurut Arifani, panduan ringan bisa berpatokan pada buku manual. Tapi, biasanya untuk mobil baru selalu dianjurkan melakukan servis pertama untuk 1.000 km pertama. Periode ini bisa dijadikan acuan, masa inreyen pada kendaraan berlaku. Pada pengecekan ini, bisanya dilakukan bengkel resmi secara menyeluruh, termasuk sampai mengganti oli mesin.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR