Jakarta, Otomania – Jangan mudah tertipu propaganda penjual mobil bekas terutama perihal daya tempuh yang masih minim atau kerap disebut ”kilometer rendah”. Memang bukan berarti bohong, namun ada sebagian oknum yang memutar mundur seolah-olah mobil jarang dipakai.
Fischer Lumbantoruan, GM Mobil 88, mengatakan, saat ini penipuan soal odometer cukup tinggi. Teknologi yang untuk memutar odometer agar mobil jauh lebih ”muda” sudah banyak beredar. Bahkan sudah banyak jasa untuk mengurangi jumlah kilometer yang sudah ditempuh dengan biaya tertentu.
”Kalau odometer model putaran atau manual malah gampang ketahuan, pasti tidak presisi posisi angka-angkanya atau kelihatan bekas congkelan. Yang sulit terdeteksi odometer digital. Tapi kami selalu punya trik untuk mengetahui mobil bekas benar-benar ’muda’ atau sudah usang,” tegas Fischer.
Berikut beberapa tips untuk mengetahui kondisi kilometer yang asli atau sudah diakali :
1. Sejarah servis. Telusuri jejaknya di bengkel resmi langganan pemilik. Misalnya, servis dua bulan lalu sudah 100.000 km tiba-tiba saat akan dijual jadi 70.000 km. Berarti ada kejanggalan.
2. Jika perawatan tidak di bengkel resmi, cukup sulit dideteksi. Namun kata Fischer, paling gampang lihat ban, dan perhatikan kode produksinya. ”Misalnya, bilang baru 30.000 km, beli tahun 2012. Ternyata ban standar sudah ganti dengan kode produksi baru 2014. Sudah pasti bohong, apalagi semua ban diganti, jangan-jangan sudah hampir 50.000 km,” beber Fischer.
3. Perhatikan setir. Rasakan permukaan kasarnya atau biasa dibilang ”kulit jeruk”. Misalnya mobil berusia di bawah lima tahun, tapi setir sudah halus. Sudah pasti sering dipakai. Kalau ganti setir, sangat jarang, kecuali modifikasi.
4. Perhatikan keseluruhan interior. Rapi atau tidak. Ini juga mencerminkan penggunaan pemilik lama yag jorok atau bersih. Misalnya, jika mobil sering dipakai, permukaan jok sedikit ambles.
Memang, untuk bisa dengan yakin mengetahui bahwa kata-kata ”kilometer rendah” benar atau bohong agak sulit. Butuh jam terbang untuk mengetahui secara detail. Namun, paling tidak, langkah-langkah tersebut di atas sudah bisa coba dipraktikkan.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR