Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Mudik Pakai "City Car", Mengapa Tidak!

Ghulam Muhammad Nayazri - Rabu, 15 Juli 2015 | 09:54 WIB

Jakarta, Otomania - Mudik mengendarai mobil kota alias city car memang mengundang banyak pertanyaan. Selain karakteristik city car yang memang bukan didesain untuk melakukan perjalanan jauh lintas provinsi, tapi bukan berarti tidak boleh dilakukan. Tentu boleh, tetapi wajib memperhatinan beberapa hal penting demi menjaga keamanan, keselamatan, dan kenyamanan berkendara.

Hal tersebut dikatakan oleh Warsino Head Service Tunas Toyota Dewi Sartika saat dijumpai Otomania di kantornya Jalan Dewi Sartika Nomor 145 Jakarta Timur, Senin (13/7/2015).

"City car yang dimaksud di sini, termasuk di dalamnya beberapa segmen yang dihuni Yaris, Jazz, LCGC, Splash, Mirage, Sirion dan sejenisnya. Pastinya berbeda rasanya jika dibandingkan mudik mengendarai MPV maupun SUV untuk berkendara jauh," ujar Warsino.

Hal pertama yang wajib diperhatikan adalah memastikan kondisi mesin harus fit, dengan prosedur standar. Pemeriksaan wajib dilakukan pada beberapa bagian, mulai dari rem, kopling, kondisi oli, sistem kelistrikan, dan semua yang berkaitan dengan aktivitas perawatan rutin perlu diperiksa dan dipastikan aman.

"Untuk prosedur ini, tidak perlu khawatir apalagi yang sudah rajiin melakukan pemeriksaan secara berkala, kondisi mesin pasti selalu prima, tapi alangkah baiknya untuk tetap mengeceknya kembali sebelum pergi mudik," ucap  Warsino.

Kedua, periksa kondisi kaki-kaki, terutama suspensi, pelek, dan ban mobil. Kendaraan jenis city car biasanya sering menjadi pelampiasan modifikasi. Pastikan semua komponen menggunakan part standar dengan ukuran baku dari pabrik.

Ketiga, salah satu karakteristik mobil kota adalah dimensinya yang terbatas akan ruang lapang. Untuk menjaga perjalanan mudik terasa tetap nyaman, pastikan jumlah orang yang diangkut tidak mencapai titik maksimal atau lebih. Selain itu, city car juga memiliki ground clearence yang rendah, sehingga kalau mobil terisi penuh maka kenyamanan akan hilang atau terparah fungsi manuver jadi terbatas di jalan.

"Selain kapasitas penumpang, perhatikan juga bobot barang bawaan berangkat mudik ataupun arah balik. Bobot yang banyak otomatis membuat kinerja mesin lebih berat. Jangan sampai terasa sulit ketika mau berakselerasi," kata Warsino.

Terakhir, jika memungkinkan berganti pengendara selama perjalanan mudik dilakukan. Opsi ini berguna untuk menjaga kondisi pengemudi tetap fit.

"Memang tiap kendaraan sudah didesain ergonomis, namun untuk kendaraan ini yang memiliki ukuran kabin cenderung kecil, mungkin akan cepat merasa lelah atau pegal bagi beberapa pengemudi dengan postur badan tertentu. Jika hal tersebut dirasakan, harap bisa sejenak beristirahat di rest area," kata Warsino.

Editor : Agung Kurniawan

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa