Jakarta, Otomania - Para penggiat keselamatan berkendara di jalan menuntut pemerintah Indonesia untuk lebih konsisten dalam mengeluarkan kebijakan maupun menerapkannya di mata hukum. Pasalnya, jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan ternyata lebih banyak pada aktivitas sehari-hari, ketimbang perjalanan mudik Lebaran setiap tahunnya.
Edo Rusyanto, koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengatakan, kecelakaan pada musim mudik Lebaran lebih rendah jika dibandingkan dengan kasus sehari-hari sepanjang tahun. Tahun lalu misalnya, rata-rata kecelakaan yang terjadi tercatat sekitar 250 kasus, dengan jumlah korban jiwa mencapai 78 orang per hari. Tapi, di musim mudik Lebaran, hanya tercatat 191 kasus kecelakaan dengan 41 korban jiwa, setiap harinya.
"Penurunan kasus dan fatalitas kecelakaan pada musim mudik karena pemerintah serius, para instansi pemerintah bersatu, termasuk masyarakat yang ikut bersinergi dengan baik. Seharusnya, keseriusan tersebut terus dipertahankan sepanjang tahun, tidak hanya pada musim lebaran," ujar Edo, Sabtu (4/7/2015).Selain itu, Kasie Keselamatan Awak Angkutan Umum Kementerian Perhubungan Jonter Sitohang menambahkan, bahwa memang kekompakan antar instansi, baik pemerintah maupun swasta sangat baik saat menghadapi mudik lebaran, sehingga angka kecelakaan bisa lebih rendah dibanding hari biasa.
"Namun diharapkan, ke depannya sinergi ini seharusnya dapat bisa berlangsung terus menerus, tidak haya pada mudik lebaran, agar persentase angka kecelakaan bisa cepat turun," ujar Jonter .
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR