"Keseluruhan ini tol dengan kontur jalan terbaik di Indonesia. Treknya lurus dan mulus, juga minim dengan bumpy. Meski masih ada sambungan antra aspal dan cor-coran tapi cukup rapih, hampir tidak terasa saat dilalui," ucap Rifat Sungkar, pebalap nasional, saat ditemui Otomania di Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Karakteristik Tol Cipali, jelas Rifat, cukup mengundang kaki untuk menginjak gas, apalagi dengan kondisi yang masih sepi. Tapi yang harus diingat ini adalah jalan umum, bukan sirkuit, wajib untuk waspada dan fokus saat berkendara.
Hal senada juga turut di utarakan oleh komunitas pemilik Avanza Veloz (Velozity) yang juga melakukan pengetesan lintas Cipali sekaligus touring dan bakti sosial, awal Juni lalu.
Ketika melintasi Cipali berjarak116,75 km, para anggota komunitas merasa menikmati setiap kontrur jalan yang cukup halus hampir di tiap sisi. Bahkan saat tikungan dan menanjak dibuat cukup mulus. Dengan suguhan jalan yang ideal, justru berpotensi memicu adrenalin untuk menginjak pedal gas lebih dalam.
Kondisi ini justru yang harus dihindari karena mengundang bahaya. Bagi seluruh pengguna jalan, wajib mengikuti aturan batas kecepatan di tol, 60-100 kpj, jangan lebih atau kurang.
"Jalannya bagus, kita naik Veloz aja tidak terasa. Tapi tetap harus kontrol diri, karena ngundang buat ngebut," ujar Didy Soenaryadi , Ketua Umum Volozity, saat ditemui Otomania di BSD, Sabtu (27/6/2015).
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR