Otomania.com - Dalam ajang balap dengan sirkuit berkelok seperti MotoGP sudah pasti rem menjadi kunci untuk dapat catatan waktu terbaik.
Selain teknik pengereman yang berbeda, tiap pembalap di MotoGP juga didukung perangkat yang berbeda.
Namanya juga motor prototipe, pasti dicari setting-an terbaik yang cocok dengan pembalapnya.
Seperti contohnya setting-an untuk rem belakang.
Rem belakang ini punya peran vital sebagai penyeimbang pengereman saat melewati tikungan.
Baca Juga: Calon Lady Racer Asal Bekasi Alami Luka Parah di Kepala, Kecelakaan Saat Akan Latihan MiniGP
Penggunaan rem belakang yang tepat akan membuat pembalap lebih cepat sepersekian detik, dan itu sangat penting untuk catatatn waktu.
Tiap pembalap punya spek pedal masing-masing yang dibuat khusus untuk memaksimalkan kemampuan pembalap dan juga disesuaikan dengan feeling pembalap.
Valentino Rossi misalnya, memakai metode yang lebih tradisional dengan adanya karet elastis diikatkan di sekitar main silinder dan di pedalnya.
Karet tersebut membuat pedal lebih rigid atau kaku, sehingga akan lebih keras alias berat saat diinjak.
Pedal rem Rossi ini dilengkapi pegas konvensional di sumbu piston pompa rem.
Baca Juga: Update Harga Motor Ayam Jago, Mau Pilih Suzuki Satria F150 Atau Honda Sonic 150R?
Warna dari pegas ini menjadi indikator seberapa rigid pegasnya.
Pembalap biasanya mencoba pegasnya dengan berbagai varian sampai mereka mendapat yang paling cocok dengan gaya balapnya.
Misalnya Jack Miller (Pramac Ducati) yang memakai rem yang sangat kaku karena dia mencari level sensitivitas yang cukup tinggi.
Tapi secara umun banyak pembalap yang memakai pegas ini untuk memvariasikan tingkat kekerasan pedal remnya.
Contoh lain adalah pembalap LCR-Honda, Takaaki Nakagami, yang juga memakai pegas untuk membuat feelingnya ke pedal lebih baik.
Baca Juga: Jangan Dikacangin, Ini Arti Kode Error 52 di Spidometer Honda BeAT Kalau Kata Orang Bengkel Resmi
Cukup menarik perhatian dari pedal rem Nakagami adalah adanya part tambahan di pedalnya, seperti pada gambar di bawah ini.
Ada part berbentuk balok di tengah-tengah antara footstep dan ujung pedal.
Part tersebut dipakai ketika pembalap membelok ke kanan dengan sudut kemiringan yang tinggi.
Dalam keadaan sangat miring, pembalap akan sulit menginjak ujung pedal rem, dan part tersebut akan membantu.
Prinsip serupa dipakai oleh Alex Rins di motor Suzuki GSX-RR-nya.
Di antara footstep dan ujung pedal ada part tambahan yang seolah menjadi pedal kedua buat Rins.
Yang panjang dipakai saat lurus dan yang pendek dipakai saat menikung.
Terlihat juga ada sesuatu yang menarik di atas pedalnya Rins. Yakni mur unik yang ada di atas pedalnya.
Mur tersebut bisa diputar untuk membuat pedal lebih pendek lagi agar sistem pengereman lebih menekan lagi secepat mungkin ketika disentuh.
Kadang ada pembalap yang suka dengan pedal lebih panjang dengan adanya karet sebelum kampas rem menyentuh piringannya.
Yang lain lebih suka dengan pedal lebih pendek, yang bisa ditekan sedikit tapi sudah mengerem dengan kuat.
Semua kembali lagi tergantung dari feeling dan gaya pembalapnya.