Kisah Juru Parkir dan Istrinya yang Tak Jadi Naik Haji, Nabung Puluhan Tahun dan Rela Makan Seadanya

Adi Wira Bhre Anggono - Jumat, 5 Juni 2020 | 13:00 WIB

Ekspresi Sri Suharto yang menerawang jauh dan matanya tampak berkaca-kaca sebagai calon haji 2020 yang sehari-hari jadi tukang parkir di sebuah toko daerah Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari Kota Solo, Kamis (4/6/2020). (Adi Wira Bhre Anggono - )

Otomania.com - Seorang juru parkir dan istrinya dijadwalkan naik haji di tahun 2020 ini dari hasil tabungan mereka selama puluhan tahun.

Namun takdir berkata lain, karena Kementerian Agama (Kemenag) resmi membatalkan keberangkatan haji 2020 karena pandemi Corona yang belum berakhir.

Tahun 2020 sangat ditunggu-tunggu oleh Sri Suharto (66), seorang tukang parkir di Kota Solo yang bermukim bermukim di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Seharusnya tahun ini ia dan istrinya bisa berangkat naik haji dari hasil kerih payah mereka bertahun-tahun.

Baca Juga: Lho Kok? Ternyata Valentino Rossi dan Marc Marquez Tak Masuk 100 Atlet dengan Penghasilan Tertinggi

Kisahnya di bisa berangkat haji ditengah keterbatasan ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Bahwasannya, ia harus berjuangan sekuat tenaga menyisihkan penghasilannya selama kurang lebih 40 tahun ini.

Itu dilakukannya sejak bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah negeri di Solo sekira tahun 1980.

Tribunsolo.com/Adi Surya
Sri Suharno (66), seorang juru parkir di Kota Solo yang gagal berangkat haji tahun 2020 ini karena pandemi Covid-19.

Saat itu, Pak Sri mengaku masih berstatus honorer dan hanya dibayar kurang lebih Rp 2 ribu per bulannya.

"Saya mulai menabung sedikit-sedikit sejak tahun 1980, menabung bersama istri saya," kata Sri kepada rekan TribunSolo.com, Kamis (4/6/2020).

Baca Juga: Kaca Innova Ambyar, Rp 230 Juta Melayang, Padahal Mobil Parkir di Depan Minimarket

Adapun pada tahun tersebut, istri Sri yang bernama Suminem (57) bekerja sebagai penjual makanan di kantin sekolah.

"Saya waktu itu juga bekerja sampingan jadi juru parkir di kompleks SMA Muhammadiyah 2 sebelum akhirnya parkirnya dipindah di dalam," tuturnya.

Dia lantas kemudian berhenti menjadi petugas kebersihan di sekolah sekira tahun 2006 lantaran tak kunjung diangkat pegawai tetap.

Setelah itu, ia bekerja sebagai juru parkir di toko yang ada di Jalan Yosodipuro, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Baca Juga: Bikin Salut, Pria Lulusan SMP Ini Hobi Bangun Mobil dan Motor Listrik, Sekeluarga Hobi Naik Kendaraan Listrik Sejak Lama

"Seumpama dapat Rp 50 ribu, buat makan sama keluarga itu Rp 10 ribu, selebihnya ditabung, Alhamdulillah Gusti Allah membolehkan ibadah haji sama istri tahun ini," ucap Sri.

"Ya istilahnya kalau makan seadanya, sederhana saja," aku dia dengan semangat.

Sri mengungkapkan dirinya harus merogoh kocek sekitar Rp 72 juta untuk memberangkatkannya bersama istri menunaikan rukun islam ke-lima.

"Biaya yang saya bayarkan itu Alhamdulillah masih sisa Rp 7 juta, kain Ihram juga sudah ada, sudah diberikan pihak bank," ungkap dia.

Baca Juga: Awas Motor Bisa Terbakar, Jika Pemilik Punya Kebiasan dan Perilaku Seperti Ini

"Sisa itu akan saya gunakan untuk uang saku saya saat ibadah ke Tanah Suci nanti," jelasnya.

Namun sayang, Pak Sri dan sang istri kini harus bersabar lantaran pemerintah memutuskan membatalkan ibadah haji akibat Corona.

Sehingga bapak dua orang anak itu sementara batal berangkat ibada haji yang sebelumnya dijadwakan pada Juni 2020.

Matanya pun nampak berkaca dan menerawang jauh nasibnya yang tak bisa memunaikan haji tahun yang sudah didam-idamkannya melihat secara langsung Ka'bah dan Masjid Nabawi.

Baca Juga: Mahal Cuy! Segini Selisih Harga Kawasaki Ninja 250SL di Indonesia dan Thailand

"Berangkatnya Juni, sebelum Corona sudah ada perisapan, 25 Juni 2020 itu persiapan latihan yang terakhir," ucap Sri.

"Saya serahkan semuanya kepada Gusti Allah," aku dia lirih sembari berharap keajaiban.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Kisah Tukang Parkir & Istri di Solo Gagal Haji Tahun Ini, Menabung 40 Tahun, Rela Makan Seadanya".