Kisah Juru Parkir dan Istrinya yang Tak Jadi Naik Haji, Nabung Puluhan Tahun dan Rela Makan Seadanya

Adi Wira Bhre Anggono - Jumat, 5 Juni 2020 | 13:00 WIB

Ekspresi Sri Suharto yang menerawang jauh dan matanya tampak berkaca-kaca sebagai calon haji 2020 yang sehari-hari jadi tukang parkir di sebuah toko daerah Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari Kota Solo, Kamis (4/6/2020). (Adi Wira Bhre Anggono - )

"Saya mulai menabung sedikit-sedikit sejak tahun 1980, menabung bersama istri saya," kata Sri kepada rekan TribunSolo.com, Kamis (4/6/2020).

Baca Juga: Kaca Innova Ambyar, Rp 230 Juta Melayang, Padahal Mobil Parkir di Depan Minimarket

Adapun pada tahun tersebut, istri Sri yang bernama Suminem (57) bekerja sebagai penjual makanan di kantin sekolah.

"Saya waktu itu juga bekerja sampingan jadi juru parkir di kompleks SMA Muhammadiyah 2 sebelum akhirnya parkirnya dipindah di dalam," tuturnya.

Dia lantas kemudian berhenti menjadi petugas kebersihan di sekolah sekira tahun 2006 lantaran tak kunjung diangkat pegawai tetap.

Setelah itu, ia bekerja sebagai juru parkir di toko yang ada di Jalan Yosodipuro, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Baca Juga: Bikin Salut, Pria Lulusan SMP Ini Hobi Bangun Mobil dan Motor Listrik, Sekeluarga Hobi Naik Kendaraan Listrik Sejak Lama

"Seumpama dapat Rp 50 ribu, buat makan sama keluarga itu Rp 10 ribu, selebihnya ditabung, Alhamdulillah Gusti Allah membolehkan ibadah haji sama istri tahun ini," ucap Sri.

"Ya istilahnya kalau makan seadanya, sederhana saja," aku dia dengan semangat.

Sri mengungkapkan dirinya harus merogoh kocek sekitar Rp 72 juta untuk memberangkatkannya bersama istri menunaikan rukun islam ke-lima.