Otomania.com - Peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang dibutuhkan demi mencegah makin merebaknya virus Corona (Covid-19).
Namun hal tersebut ikut juga jadi buah simalakama bagi sebagain masyarakat yang bekerja di sektor informal dan berpenghasilan harian.
Sebut saja seperti sopir angkot yang mengandalkan mobilitas orang banyak dengan jarak dekat hingga sedang.
Kondisi mereka kini kesulitan penumpang karena semakin sedikitnya orang yang bepergian, dan tentu saja menyebabkan penhasilan mereka menurun drastis tak menentu.
Baca Juga: Brukk!!.. Efek Work From Home Kelamaan, Ikutan Start Motocross TV Autogelap!
Seperti curahan hati dari Effendi (55) selaku sopir angkot jurusan Serpong - Kalideres saat ditemu rekan Wartakotalive.com di kawasan Muncul, Setu, Tangerang Selatan, Senin (13/4/2020).
"Tolong, pak! Diperhatikan sopir angkot (angkutan kota). Rakyat kecil enggak makan. Juga anak istri dan keluarga kami, pak. Tolong pemerintah perhatikan," ujar Effendi seperti dilansir dari Wartakotalive.com.
Keluh kesah itu tak henti-henti diucapkan pria yang telah menjalani profesi sebagai sopir angkot selama 30 tahun belakangan ini.
Rasa belas kasih itu diharapkan Effendi bersama teman-teman seprofesinya di tengah sulitnya mengkais rezeki saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai dijadikan pedoman kesehatan dalam upaya menekan penyebaran wabah virus corona.