Jakarta, Otomania - Selain rem, engine brake juga bisa dimanfaatkan untuk menahan laju kendaraan, khusunya mobil. Namun begitu, bila sering digunakan atau cara melakukannya salah, besar kemungkinan bisa membuat mesin dan transmisi mobil jebol.
Arifani Perbowo, Logostic and Production General Manager Kia Mobil Indonesia, mengatakan sebisa mungkin menghindari pamakaian engine brake terlebih saat putaran mesin sedang tinggi atau di kecepatan tinggi.
"Ibaratnya seperti roda sepeda yang kita putar kencang, lalu kita tahan dengan tangan untuk memberhentikannya, otomatis tangan akan sakit, begitu juga pada transmisi. Engine brake jangan digunakan saat kecepatan mobil tinggi," ucapnya kepada Otomania, Selasa (3/5/2016).
Menggunakan engine brake bisa saja dilakukan dalam situasi tertentu. Contohnya ketika melewati jalur turunan curam, mobil cukup dilajukan pakai gigi dua dan lepas gas.
Bila meraskan mobil tertahan itu namanya sudah engine brake dan cara ini diklaim lebih aman oleh Arifani. Selain itu, khusus pada mobil manual perpindahan gigi saat engine brake juga harus beraturan, contoh dari gigi empat harus ketiga baru kedua, tidak boleh lompat langsung kedua.
"Bila dalam situasi turunan menahan pada gigi dua dan lepas gas itu sudah engine brake, laju kendaraan akan ditahan oleh transmisi dan RPM akan menjadi tinggi tapi tidak disertai adanya tenaga. Cara ini lebih aman karena tidak sampai merusak atau membebani komponen transmisi dan mesin, hanya saja efeknya mobil sedikit boros," ucapnya.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR