Saat memindah tuas dari N ke D, pengemudi tidak memberikan jeda, sebaiknya berikan jeda 1 sampai 2 detik baru injak gas
Denan memberikan jeda 1 sampai 2 detik dari N ke D tujuannya agar sistem dan oli girboks bekerja dengan sempurna.
3. Untuk CVT, sering melalui medan berat
Menurut Hermas, Khusus untuk transmisi matic jenis CVT, tidak disarankan untuk sering melalui medan yang berat.
Sebab Transmisi matic CVT dirancang untuk berkendara lebih nyaman di perkotaan, maka dari itu transmisi CVT tidak dianjurkan sering dibawa ke medan yang berat seperti jalur menanjak.
4. Sering menggunakan torsi saat berhenti di tanjakan
Menggunakan torsi atau gas saat berhenti di tanjakan, ini sama saja dengan menggunakan setengah kopling di transmisi manual.
Cara berkendara seperti ini membuat kerja kopling dan transmisi menjadi stress yang menyebabkan panas berlebih (overheat).
Baca Juga: Ganti Oli Mesin dan Transmisi Mobil Matic Honda Brio di Bengkel Spesialias, Siapkan Dana Segini
Dampaknya, transmisi matic tidak lagi responsif. Cara paling disarankan adalah dengan menggunakan rem parkir (hand brake), atau fitur hill assist control bagi yang sudah ada fitur tersebut.
5. Terlalu sering pakai fitur tiptronic
Sering menggunakan fitur tiptronic, Fitur ini pun sangat berguna jika ingin menyalip kendaraan lain dan membutuhkan akselerasi yang cepat, tapi ternyata pemakaian tiptronic yang terlalu agresif ada dampak negatif.
Bila penggunaan yang terlalu agresif, umur transmisi lebih pendek, dampak yang paling kerasa adalah kompenen kampas kopling matik lebih aus.
"Komponen yang aus di kampas koping yang bekerja ekstra, karena akibat lonjakan torsi yang lebih tinggi," jelas Hermas.
6. Untuk CVT, sering berkendara terlalu agresif
Khusus untuk matic jenis CVT, Hermas juga tidak menyarankan untuk sering-sering melakukan akselerasi secara agresif.
Transmisi matic CVT mengandalkan sabuk baja, akibat terlalu sering berakselerasi secara agresif, Komponen sabuk baja ini bisa jadi kendur bahkan putus meskipun materialnya baja.
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR