Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Tiga Kebiasan Sebelum Mematikan Mesin Mobil Yang Tak Ada Manfaatnya, Jangan Diulangi Ya

Dok Grid - Selasa, 16 April 2024 | 10:14 WIB
Ilustrasi matikan mesin mobil
Kompas Otomotif/Donny Apriliananda
Ilustrasi matikan mesin mobil

"Kedua, akan menimbulkan pemborosan bahan bakar, dia akan membuang bahan bakar dimana tidak dipakai untuk menggerakkan kendaraan," terang Suparna.

Selain itu, polutan yang muncul lebih banyak karena rpm tinggi, bahan bakar dipakai lebih banyak.

Jadi akan mengotori juga pada akhirnya dan tidak perlu dilakukan.

Ilustrasi turbodi mesin diesel
Radityo Herdianto / GridOto.com
Ilustrasi turbodi mesin diesel

2. MESIN DIESEL GAK BOLEH LANGSUNG MEMATIKAN MESIN

Kemudian kebiasaan kedua adalah, ada yang mengatakan kalau habis memakai mobil diesel jangan langsung dimatikan, jadi dibiarkan mesin dalam posisi idle dalam beberapa saat.

Menurut Suparna, hal tersebut tidak berlaku pada semua mobil mesin diesel, dan hanya untuk yang pakai turbo.

Tapi jangan salah kaprah, ada beberapa waktu di mana memang jangan langsung mematikan mesin saat berhenti atau parkir.

"Misal dia habis kecepatan tinggi, langsung parkir, dan dimatikan mesinnya. Itu artinya, kondisi turbo sedang panas-panasnya dan tidak ada yang mendinginkan karena tidak ada perputaran kipas, jadi panas terus dan lama. Secara logis memang bisa merusak turbo," ucap Suparna.

Baca Juga: Begini 5 Cara Bikin Tarikan Mesin Mobil Makin Enteng dan Makin Segar

Tapi, kalau setelah dipakai ngebut kendaraan dibawa di kecepatan yang santai, maka tidak perlu lagi menunggu idle sebelum mematikan mesin, langsung saja. Jadi komponen turbo tadi sudah dingin kondisinya.

"Misal dari Cipali di mana kecepatan tinggi, berhenti di rest area, bisa tunggu dulu dua menit baru dimatikan (mesinnya). Tapi kalau sempat jalan yang agak padat, atau mesin stasioner, langsung dimatikan enggak apa-apa," kata Suparna.

Ilustrasi setir mobil
Iman/GridOto
Ilustrasi setir mobil

3. MOBIL PARKIR DENGAN RODA POSISI BELOK

Dan kebiasaan yang ketiga adalah posisi setir mobil tidak lurus saat mesin mati.

Kalau posisi setir tidak lurus, pertama berkaitan dengan keselamatan, misal ketika terburu-buru dengan posisi setir belok, maka pengemudi tidak sadar dan kadang panik dengan arah kendaraan yang tidak lurus.

"Dia mengira bannya lurus, dia gas dan belok. Saat tergesa-gesa, ternyata parkir mepet atau ada motor atau orang, sehingga bisa tertabrak, sangat berbahaya kalau lupa (posisi setir)," ucapnya.

Selain itu, untuk tipe power steering yang memakai fluida, akan terjadi tekanan yang tidak imbang antara sisi satu dan yang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada sistem power steering.

Baca Juga: Segini Durasi Memanaskan Mesin Mobil yang Baik Menurut Bengkel Resmi

Posted : Sabtu, 21 Januari 2023 | 19:00 WIB| Last updated : Selasa, 16 April 2024 | 10:14 WIB

Editor : optimization
Sumber : Kompas.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa