Lanjut Rifki, keputusan pemerintah menaikan harga BBM adalah hal yang membuat rakyat semakin terpuruk.
"Kami kecewa atas pemerintah yang menaikan harga BBM tanpa memikirkan nasib rakyat, mereka baru bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat Covid-19 pemerintah seolah tidak memikirkan itu," ucap Rifki.
Selain menyandera mobil tangki BBM, mereka juga mengadang mobil kontainer untuk dijadikan panggung orasi sambil membakar ban bekas.
Aksi nekat mahasiswa tersebut mendapat pengawalan dari pihak Kepolisian Polres Palopo untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Kasi Humas Polres Palopo, AKP La Simeng mengatakan aksi demo yang digelar mahasiswa hari ini ada 3 lokasi, yakni di Kelurahan Sampoddo, Kelurahan Takkalala depan Islamic Centre, dan Depan Taman Makam Pahlawan. Pihaknya menurunkan ratusan personel.
“Ada 347 personel yang dilibatkan untuk mengamankan aksi demo, kami tidak larang mahasiswa demo asalkan tidak anarkis atau merusak,” ujar La Simeng.
Lanjut La Simeng, truk tangki yang disandera mahasiswa tersebut malam ini telah dibebaskan.
“Malam ini juga kami bebaskan truk tangki tersebut setelah ada komunikasi dan negoisasi dengan para pengunjuk rasa,” tutur La Simeng.
Dalam aksi unjuk rasa mahasiswa hari ini pihak Kepolisian Resor Palopo lebih mengutamakan pendekatan persuasif kepada pengunjuk rasa.
“Pendekatan yang kami lakukan itu lebih persuasif dengan melakukan komunikasi intensif dengan mahasiswa terutama jendlap atau korlap,” jelas La Simeng.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tolak Kenaikan BBM, Massa di Palopo Sempat Sandera Truk Tangki BBM
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR