Namun pihak SPBU tak kapok, karena diduga adanya oknum kepolisian yang bekingi. ISY menyebut, Maros adalah surga bagi para pebinis ilegal karena adanya pembiaran.
Warga pun meminta PT Pertamina Regional Sulsel untuk turun tangan dan memberikan sanksi berupa pencabutan izin operasional bagi SPBU nakal.
"Kenapa marak bisnis BBM ilegal di Maros? itu karena kurangnya pengawasan dari pihak Pertamina. Kalau pengawasan ketat, pasti hal tidak terjadi," kata dia.
Ia menyebut, ada dua bos BBM ilegal di Maros yakni Iwan dan Makmur. Jatah BBM ilegal di SPBU Kasuarang sekira 26 ton dalam sehari.
"Iwan dan Makmur berbagi enam belas sampai delapan belas ton per harinya," kata ISY.
ISY menjelaskan, oknum SPBU menerima keuntungan besar dalam kerjasama dengan mafia BBM ilegal tersebut.
Untung besar tersebut membuat oknum SPBU menjadi langganan pengisian BBM setiap malamnya.
Harga BBM perliter dinaikkan guna mendapatkan keuntungan lebih. Oknum SPBU Kasuarang sendiri itu menerima selisih Rp 350.
Kemudian dijual kembali oleh mafia dengan harga yang lebih tinggi kepada perusahaan hingga berkisar Rp 6.500 sampai sampai Rp 7.500 perliter.
Baca Juga: Belasan Motor Modifikasi Tangki Bengkak Diamankan Petugas, Dirazia di SPBU
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Tribun-timur.com |
KOMENTAR