Sementara, harga BBM khusus di Malaysia lebih murah karena pemerintah memberikan subsidi dengan mekanisme tertentu.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting belum dapat memberikan kepastian apakah harga Pertamax akan naik dalam waktu dekat. Manajemen masih mengkaji hal tersebut.
"Iya sedang kami review untuk harga Pertamax. Sabar dulu," ucap Irto.
Menurut pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, pemerintah tak perlu ikut campur dalam penentuan harga BBM nonsubsidi. Sehingga, kebijakan harga BBM berkadar oktan atau RON 92 sebaiknya ditentukan oleh badan usaha dalam hal ini Pertamina.
Agus mengungkapkan, terkait penentuan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax, pemerintah tidak perlu ikut campur dalam penentuan harga, terlebih itu barang nonsubsidi.
“Silakan saja, boleh naikkan (harga Pertamax),” jelas Agus dalam keterangannya kepada media, Jumat (25/3/2022).
Saat ini Pertamax dijual Rp9.000 per liter, padahal keekonomiannya lebih dari Rp14.000. “Dijelaskan saja, pada harga Rp9.000, siapa yang mau nalangi itu (selisihnya),” katanya.
Agus mengatakan pemerintah terkesan takut terhadap opini yang berkembang di masyarakat dengan kenaikan harga Pertamax.
Menurut dia, harga jual BBM Pertamax saat ini sudah tidak sehat karena selisih harga BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina sangat jauh lebih rendah dari harga sebenarnya yang sesuai dengan harga keekonomian.
Karenanya, pemerintah harus bertanggungjawab dengan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang status BBM Pertamax yang tidak disubsidi.
“Pemerintah kan takut buat menaikkan harga. Jelaskan saja ke publik bahwa Pertamax itu bukan barang subsidi,” katanya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kementerian ESDM: Harga Pertamax Bisa Sentuh Rp 16 Ribu Per Liter karena Konflik Rusia
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Tribunnews.com |
KOMENTAR