"Bila kecepatan di atas 100 km/jam, friksi atau cengkeraman ban ke permukaan jalan tidak akan memberikan jarak pengereman yang aman"
"Saat kecepatan di atas 100 km/jam, maka ban tidak mendapat cengkraman sempurna ketika melakukan pengereman dan efeknya mobil masih meluncur," ungkap Momon "Tetapi material atau bahan aspal yang digunakan memiliki nilai keefisien gesek (friction) dengan telapak ban"
"Bila kecepatan di atas 100 km/jam, friksi atau cengkeraman ban ke permukaan jalan tidak akan memberikan jarak pengereman yang aman"
"Saat kecepatan di atas 100 km/jam, maka ban tidak mendapat cengkraman sempurna ketika melakukan pengereman dan efeknya mobil masih meluncur," ungkap Momon dalam pesan singkat kepada Otomotifnet.com.
Ia lantas memberi perhitungan.
Fakta tersebut didukung dari teori Fisika yang mengatakan, energi saat bergerak meluncur dengan kecepatan (V) dan massa atau bobot kendaraan (m) mempunyai Energi Gerak = 1/2 mVkwadrat.
Makin besar kecepatan, maka makin besar energi gerak, sedangkan friksinya tetap.
Baca Juga: Akhirnya Jadi Tahu, Ini Arti Rambu Jalan Tol Warna Biru, Hijau, Merah sampai Cokelat
Lantas kesalahan fatal lain yakni minimnya ilmu mengenai fungsi utama dari bahu jalan dan lajur kanan.
Ketika dalam keadaan emergency, misalnya ban pecah, mobil depan mengerem mendadak, kita perlu memutuskan dengan cepat untuk mengarahkan kendaraan ke target aman.
Editor | : | optimization |
Sumber | : | Otomotifnet.gridoto.com |
KOMENTAR