"Biaya restorasi ringan sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta. Kalau biaya full restorasi mencapai Rp 7 juta. Untuk restorasi biasanya tergantung permintaan pembeli," ujarnya.
Irfan memasarkan koleksi sepeda motor lawasnya juga lewat media sosial, pelanggannya, rata-rata dari luar kota bahkan luar pulau. Harga jualnya juga bervariasi tergantung kondisi sepeda motor dan kelangkaannya.
Untuk jenis Yamaha V75 paling murah dijual seharga Rp 3 juta, sedang jenis Honda C70 paling murah dijual dengan harga Rp 7 juta.
"Saya pernah jual Honda Pispot C50 laku Rp 20 juta. Pembelinya orang Surabaya tanpa menawar. Jenis itu sedikit langka, motor keluaran 1969-1973," katanya.
Dalam sebulan, Irfan rata-rata mampu menjual 5-10 untuk koleksi sepeda motor lawasnya dengan omzet lebih dari Rp 20 juta per bulannya.
Baca Juga: Mau Koleksi Motor Tua? Ini Yang Perlu Diperhatikan Saat Cari Bahannya
Bagi Irfan, untuk menekuni bisnis jual beli sepeda motor lawas memang butuh keberanian terutama dalam menyakinkan kedua orang tuanya.
Awalnya, kedua orang tuanya kurang mendukung dengan bisnis yang dia tekuni, apalagi Irfan masih tergolong muda.
Orang tuanya sempat meminta Irfan mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih menjanjikan.
"Awal-awal, orang tua kurang setuju, sempat bilang barang rongsokan kok dikumpulkan di rumah. Tapi saya diam saja. Ternyata, hobi apa saja kalau ditekuni bisa menjadi sumber rezeki dan sekarang orang tua mendukung," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Dari Hobi Vespa, Pemuda di Kota Blitar Jadi Kolekdol Sepeda Motor Lawas Beromzet Puluhan Juta,
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | tibunjatim.com |
KOMENTAR