“Bahkan pabrikan tesnya menggunakan yang RON 90,” imbuhnya meyakinkan.
Tapi bagaimana bisa mesin dengan rasio kompresi 12:1 aman pakai bensin RON 90?
Jawabannya tentu saja ada di “permainan” waktu pengapian.
“Karena sistem PGM-FI yang canggih, yang mempunyai range pengapian yang panjang,” lanjut pria ramah yang berkantor di AHM Safety Riding & Training Center, Deltamas, Cikarang, Jabar ini.
Jadi, agar tidak terjadi detonasi dan performa optimal, ECM akan secara otomatis mengatur waktu pengapian sesuai bahan bakar dan beban motor.
Jika bahan bakar yang digunakan oktannya rendah, tentu waktu pengapian mundur atau menjauhi TMA (Titik Mati Atas).
Sebaliknya, saat pakai bahan bakar beroktan tinggi, maka akan maju mendekati TMA.
Dari mana inputnya? “Input dari O2 sensor,” lanjut Endro.
Jadi, ketika bahan bakar yang digunakan misalkan beroktan tinggi, yang mana ketika dibakar dengan timing rendah maka masih ada sisa pembakaran, dari sini ECU akan membaca terlalu basah sehingga timing digeser mendekati TMA.
Sebaliknya saat terlalu kering akibat penggunaan oktan rendah, maka timing digeser mundur.
Dengan demikian, maka pembakaran jadi lebih optimal dan tentu saja tak terjadi ngelitik.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR