"Tapi itu bukan grip, itu hanya saat warm up, lap pertama atau lap kedua, mungkin Anda harus menekan lebih lagi di 1 lap agar bannya dalam kondisi bagus," jelas Taramasso.
Jadi setelah itu, ban hanya membutuhkan setidaknya satu lap untuk bisa digunakan secara optimal.
Tyre warmer hanya membuat ban berada di suhu yang sebenarnya bukan suhu optimalnya untuk bekerja dengan baik.
"Temperatur warmernya hanya 90 derajat Celcius. Padahal bannya hanya bekerja dengan bagus di atas 120 derajat," jelas Taramasso.
Ternyata tyre warmer juga menjadi pedang bermata dua.
Kalau terlalu lama di warmer, ban bisa rusak dan tidak bisa dipakai lagi.
"Mereka (tim) memasangnya di pagi lalu mematikannya di malam hari, begitu juga di hari berikutnya," sambungnya.
Setelah melebihi batas waktunya, biasanya Michelin akan menarik stoknya dari setiap tim.
Perlu diketahui, tyre warmer tidak hanya ada di MotoGP saja.
Ajang balap lain seperti Formula 1 juga memakai tyre warmer sebelum dipakai ngebut di atas trek.
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Otorace.gridoto.com |
KOMENTAR