Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Bos Michelin: MotoGP 2020 Lebih Seru Karena Performa Ban Baru

Adi Wira Bhre Anggono - Selasa, 1 September 2020 | 15:00 WIB
Michelin beri alasan soal MotoGP 2020 yang terlihat lebih seru dan ketat persaingan antar pembalapnya.
MotoGP.com
Michelin beri alasan soal MotoGP 2020 yang terlihat lebih seru dan ketat persaingan antar pembalapnya.

Otomania.com - Bos Michelin berikan komentar mengenai MotoGP 2020 yang sudah berjalan beberapa seri dan menghasilkan juara-juara baru.

Disadari atau tidak, MotoGP 2020 yang sudah berjalan lima seri ini memang terlihat lebih seru dibanding tahun kemarin.

Dari 5 seri yang sudah berjalan, ada 4 pembalap berbeda dari 3 pabrikan berbeda yang memenangkan balapan.

Mulai Fabio Quartararo (Yamaha), Brad Binder (KTM), Andrea Dovizioso (Ducati), dan Miguel Oliveira (KTM).

Terlihat ini jadi tanda bahwa persaingan MotoGP 2020 cukup ketat, ditambah lagi beberapa nama pembalap yang juga ikutan memanaskan persaingan di papan atas.

Sampai akhir musim, bisa jadi akan ada pemenang-pemenang baru yang lebih banyak daripada saat ini.

Banyak yang mengatakan bahwa serunya MotoGP 2020 sekarnag karena Marc Marquez absen.

Dibilang bahwa hal tersebut membuat banyak pembalap jadi punya peluang untuk menang.

Banyak yang bilang begitu, tapi tentu masih perlu dipertanyakan kebenarannya.

Sang pemasok ban MotoGP, Michelin, punya nih alasan kenapa MotoGP 2020 terlihat lebih seru.

Alasan mereka lebih masuk akal dibandingkan dengan absennya Marc Marquez.

Bos Michelin Motorsport, Piero Taramasso, mengungkap bahwa MotoGP 2020 seperti halnya MotoGP 2016 lalu.

"Di 2016, Michelin kembali ke MotoGP, bannya berubah, dan yang terjadi dulu terjadi seperti sekarang.

Ada 9 pemenang musim itu, sekarang kita punya 4 dari 5 balapan," ungkap Taramasso dikutip dari Paddock-GP.com.

Hal itu karena ban baru, dimana tiap tim seolah harus bekerja dari awal lagi dan karakter ban yang bisa saja berbeda di tiap balapan.

"Tahun ini kita memperkenalkan ban baru, yang tentu karakternya berbeda dari sebelumnya, jadi setiap orang harus bekerja di tiap trek untuk menemukan kuncinya dan siapa yang bisa melakuan itu akan menang," tegas Taramasso.

"Jika kalian ingat, ada 9 pemenang di 2016, lalu ada 5 di 2017, lalu cuma 3 di 2018. Semakin berkurang pemenangnya karena bannya sama selama 3,5 tahunan. Dan aku tak kaget jika sekarang beberapa pembalap agak kesal," ungkapnya.

Dengan ban yang sama, yang sukses sudah menemukan kuncinya maka akan semakin sukses, sementara yang kesulitan akan ketinggalan.

Ban baru seperti mengulang kejadian itu.

"Kau harus bekerja di tiap trek, kau tak bisa menemukan setup ajaib yang bisa dipakai dimana saja. Di tiap trek punya karakteristik berbeda, seperti konfigurasi ataupun level gripnya, itu normal," lanjutnya.

"Siapa yang bisa menemukan cara membuat bannya bekerja di tiap balapan itulah pemenangnya, dan aku akan angkat topi untuknya. Situasi ini benar-benar mengingatkanku dengan tahun 2016," tuntasnya.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa