Letak mounting mesin cukup dimundurkan sekitar 20 cm dari aslinya.
Untuk mounting mesin sengaja dipilih dari Daihatsu Taft GT, karena karet lebih besar dari bawaan Jimny.
Walau mesin mundur relatif banyak, kopel ternyata masih punya panjang sekitar 60 cm. Hampir sama dengan panjang kopel aslinya.
Hal tersebut, berkat penggunaan girboks Toyota Hiace yang relatif pendek namun kuat mengatasi keberingasan mesin Lexus tadi.
Tidak puas dengan bawaan spek mesin, seperangkat turbo eks Nissan RB25DET.
Ballbearing dipasang sebanyak dua buah menjejali udara bertekanan 1,1 bar ke dalam intake manifold.
Mencegah kompresi kelewat tinggi, kompresi diturunkan dengan mengganti piston Toyota Camry 2.2 lansiran Teikin berdiameter 87,5 mm.
Hasilnya kompresi bisa diturunkan dari sekitar 9,5 : 1 menjadi 7,0 : 1.
Sebagai pusat pengatur debit bensin, dipasang 8 buah injektor berkapasitas 450 cc per menit tiap satunya.
Kemudian ECU dipilih menggunakan Haltech E6X yang sudah dimodifikasi.
"Komponen driver injektor diganti dengan Mosfet yang lebih besar. Ini agar lebih tahan membuka tutup kerja injektor dengan impedance kecil," sahut Nurik.
Mengatasi traksi liar dan tetap dapat melesat lurus di lintasan, oprekan kaki-kaki tetap diperlukan.
Minimalnya dipasang batang penyangga pada gardan yang sejajar dengan per daun alias traction bar. Efeknya roda belakang menjadi tidak melompat (wheel hop).
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Jip.co.id |
KOMENTAR