Otomania.com - Berbagai ukuran truk berbaris di Terminal Sri Tanjung Banyuwangi tanpa terlihat ada pergerakan pada Kamis.
Para sopirnya yang bertujuan menyeberang ke Pulau bali melakukan aski mogok lantaran regulasi rapid test mandiri.
Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan kebijakan sopir kendaraan logistik harus mengantongi rapid test dengan hasil non reaktif sebelum menyeberang ke Bali.
Sebelumnya, sejak awal Maret, sopir truk logistik yang menyeberang ke Bali wajib melakukan rapid test di Pelabuhan Gilimanuk Bali yang dilakukan secara gratis.
Namun mulai Kamis (18/6/2020), Pemprov Bali meniadakan rapid test gratis tersebut, dan supir truk logistik sudah harus membawa hasil rapid test non reaktif secara mandiri.
Baca Juga: Calon Lady Racer Asal Bekasi Alami Luka Parah di Kepala, Kecelakaan Saat Akan Latihan MiniGP
Sebenarnya di Pelabuhan Gilimanuk tetap menyediakan pemeriksaan rapid test bagi para supir truk logistik, namun kali ini berbayar.
Keputusan ini membuat ratusan supir truk yang hendak menyeberang ke Bali melalui pelabuhan Ketapang Banyuwangi, melakukan aksi mogok dan memarkirkan truknya di check point Terminal Sri Tanjung.
Mereka protes pada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali, yang ditempatkan di terminal Sri Tanjung.
Para supir truk itu keberatan melakukan rapid test mandiri karena biaya yang harus dikeluarkan dirasa sangat mahal.
Baca Juga: Mobil Bekas Toyota Dibanting Diskon Sampai 50 Persen, Avanza Tahun 2015 Cuma Rp 60 Juta!
"Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba harus rapid test sendiri. Sebelumnya saya sudah seminggu dua kali kirim barang ke Bali," kata Hariyanto, salah satu supir truk asal Banyuwangi saat diwawancar rekan dari Tribun Bali.
Menurut Hariyanto, rapid test mandiri dirasa sangat mahal.
Sekali rapid test seharga Rp300.000. itupun masa berlakunya hanya tiga hari. Dengan demikian para supir ini harus mengeluarkan uang pribadi.
"Ini sangat memberatkan bagi saya, apalagi perusahaan tidak mau tahu dengan biaya tambahan seperti ini,” kata Hariyanto.
Supir truk asal Banyuwangi lainnya, Andong Sugiono, juga mengatakan keberatan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rapid test mandiri.
"Di Pelabuhan Ketapang kami bisa menyeberang tanpa rapid test. Namun sampai di Gilimanuk kami disuruh rapid test dan bayar. Kalau tidak kami disuruh kembali," kata Andong.
Andong mengangkut bahan pokok seperti beras, tepung, dan bahan pokok lainnya. Dirinya mengancam tidak akan berangkat ke Bali.
"Saya muat beras dan bahan pokok lainnya. Biar saja orang Bali kelaparan karena kami tak bisa menyeberang ke Bali," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "BREAKING NEWS: Aksi Mogok Ratusan Sopir Truk Logistik di Banyuwangi, Tolak Rapid Test Mandiri".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Tribunbanyuwangi.com |
KOMENTAR