Otomania.com - Ada sebuah merek makanan yang seakan sudah menjadi sajian khas pada Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.
Yakni biskuit Khong Guan yang punya ciri khas dengan kaleng berwarna merah dan putih.
Lalu tentu saja gambar dua orang anak dan ibunya yang sedang menikmati si biskuit sambil minum teh.
Bertahun-tahun menjadi cemilan khas, banyak orang yang bertanya-tanya dengan gambar yang tercetak di kaleng Khong Guan.
Pasalnya, sedari tahun 1970-an gambar tersebut tak pernah berubah, hanya ada seorang ibu dan dua anaknya.
Tokoh sang bapak pun sering dipertanyakan kemunculannya ataupun latar belakang keluarga tersebut.
Melansir Kompas.com, 18 Juni 2017, pelukis gambar itu adalah Bernardus Prasodjo.
Alasan tidak ada sosok ayah Dalam sebuah video yang diunggah ANTARA News di YouTube, Bernardus menuturkan alasan tidak adanya sosok ayah dalam gambar tersebut.
Bernadus mengaku, sebenarnya dia tidak tahu persis alasan ketiadaan sosok ayah dalam gambar itu.
Baca Juga: Aduh, Motor Dinas Pak Kades Terbakar Sampai Gosong, Pelakunya Misterius
Meski demikian ia memiliki sebuah teori. "Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli.
Jadi yang penting ada ibunya di situ," jawab Bernardus. "Karena yang belanja ibunya kok," lanjut pria yang kini aktif dalam pengobatan prana tersebut.
Bernardus pun menuturkan proses pembuatan gambar itu. Awalnya ia membuat sketsa dengan komposisi gambar sesuai pesanan.
"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," tutur Bernardus.
Baca Juga: Seorang Pemuda Nekat Terjun dari Tol Laut, Mulut Bau Alkohol, Lagi Galau Putus Asa Cari Pekerjaan
Seingat dia, lukisan itu ia buat sekitar tahun 1970-an. Waktu itu, dia mendapat pesanan untuk gambar itu dari sebuah perusahaan separasi film.
"Mereka pesan banyak sekali gambar ke saya. Salah satunya Khong Guan itu," kata Bernardus.
Ketika itu, ia mendapat contoh dari sebuah majalah. Potongan gambar itu terlihat lusuh.
Ia mengikuti saja arahan yang diberikan pihak pemesan soal gambar yang diinginkan mereka.
Baca Juga: Dengerin Dulu, Ini 12 Motor Dua Silinder Dengan Raungan Terbaik
Menurut Bernardus, gambar yang sampai saat ini menghiasi kaleng biskuit Khong Guan itu tidak banyak berbeda dengan gambar contoh yang disodorkan padanya.
"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," papar dia.
Awal karier Bernadus sebagai pelukis Bernardus menuturkan ia mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung.
"Yang penting dari pekerjaan-pekerjaan semacam itu, bisa punya rumah, bisa punya mobil," kata dia.
Baca Juga: Ini Alasan Konkrit Kenapa MotoGP Tidak Pakai GPS di Motor Pembalap
Rumah kosnya di Jalan Lengkong Kecil Bandung bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu.
"Kami suka main ke situ, bantu-bantu buat ilustrasi. Keterusan. Lama-lama kuliahnya ketinggalan," ungkap Bernadus.
Dari situ ia mulai mendapat pesanan komik, yang lama-lama semakin banyak.
Dari komik, ia mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.
"Dulu, saya ke supermarket, itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu, saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Bernardus.
Saat ini yang tersisa hanya Khong Guan, Monde, dan Nissin Wafer.
Nah, sekarang tidak penasaran lagi kan kenapa si bapak tak ada di gambar kaleng Khong Guan?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Tidak Ada Ayah dalam Gambar Kaleng Khong Guan".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR