Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Curhat Pemudik Nekat Pulang ke Kampung, Mending Saya Mati di Sana

Adi Wira Bhre Anggono - Rabu, 29 April 2020 | 21:20 WIB
Pengendara sepeda motor asal Cikokol, Kota Tangerang, Provinsi Banten yang hendak pulang kampung lantaran sudah tak ada pekerjaan dan penghasilan, Agung (28) dan Samtirawan (29)
Wartakotalive.com/Muhammad Azzam
Pengendara sepeda motor asal Cikokol, Kota Tangerang, Provinsi Banten yang hendak pulang kampung lantaran sudah tak ada pekerjaan dan penghasilan, Agung (28) dan Samtirawan (29)

Baca Juga: Puluhan Kendaraan Pemudik Masuk Jateng-DIY Disuruh Putar Balik di Perbatasan Magelang

Ia yang bekerja sebagai ojek online, penghasilannya menurun drastis.

Apalagi semenjak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Andalin antar barang dan pesan makanan susah juga. Kan banyak juga rebutan sama rekan ojol lain, biar tenang saya mau di kampung aja dulu sampai kondisinya kondusif corona hilang," tuturnya.

Dirinya yang satu kosan dengan Agung, tak enak hati jika harus mengandalkan sisa gaji temannya itu yang telah diberhentikan kerja.

Baca Juga: Gelap mata Utang Tak Kunjung Dibayar, Seorang Pria Tembak Kepala Korban di Dalam Mobilnya

Uang dari hasil ambil orderan tak mencukupi buat makan dan kebutuhan lainnya.

"Semenjak begini pemasukan sedikit, sudah ditahanin berapa hari tetap aja engga cukup. Kita kan bayar kontrakan kosan, itu teman yang bayar tapi dia kan sudah engga kerja," kata dia.

Dirinya yang identitas KTP masih daerah asalnya di Pemalang, Jawa Tengah mengaku tak tersentuh bantuan sosial pemerintah setempat. Padahal, kondisinya sangat membutuhkan.

“Belum ada bantuan yang datang ke saya dari awal diterapkan PSBB di Tangerang sampai sekarang. Karena bukan warga Tangerang kayaknya," imbuh dia.

Baca Juga: Mitsubishi Lancer Nyemplung Kali, Kaget Motor Potong Jalan Tiba-tiba, Pegemudi Selamat Nyebrang ke Pinggir

Sudah tidak ada yang bisa diharapkan lagi untuk tetap tinggal di Tangerang. Maka itu ia memilih mudik ke kampung halamannya, masih ada keluarga yang membantu dan memperhatikan

“Mendingan saya memilih mudik ke kampung halaman, dari pada di Tangerang luntang-lantung dan malah berbuat kriminal,” tutupnya.

Masa pandemi Corona atau Covid-19 menjadi yang tersulit bagi warga, banyak yang diberhentikan kerja maupun pekerja harian lepas yang sudah tak bisa memiliki penghasilan karena banyak aktifitas yang dibatasi.

Baca Juga: Pelaku Ekshibisionis Teror Pengendara Motor, Seorang Mamah Muda Jadi Korban

Oleh karena itu, larangan mudik yang resmi berlaku 24 April 2020 lalu membuat sejumlah warga masih berupaya mudik lantaran tidak lagi memiliki pekerjaan dan uang di perantauan.

Seperti Agung (28) dan Samtirawan (29) yang tak lagi mampu bertahan hidup di kota rantauannya di Tangerang karena tak ada pekerjaan dan uang.

Kedunya hendak mudik ke Pemalang, Jawa Tengah namun, kandas ditengah jalan usai dipaksa putar balik di Pos Penyekatan perbatasan DKI Jakarta dan Kota Bekasi.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Lebih Baik Mati di Kampung daripada di Sini Nggak Ada Saudara, Demikian Kisah Para Pemudik Nekat".

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa