Otomania.com - Sering beli bensin eceran yang pakai botol sampai yang punya dispenser berjuluk Pertamini?
Umumnya, penjualan bahan bakar ilegal ini ditemui di daerah yang jauh dari perkotaan.
Semuanya boleh dibilang ilegal, tidak ada izin resmi dan secara safety juga kualitas bensin.
Mau yang resmi? PT Pertamina (Persero) melebarkan unit bisninya dengan meluncurkan program SPBU mini bernama Pertashop.
Selain legal, Pertashop juga diawasi langsung oleh BUMN tersebut, jadi secara kualitas dan stok bahan bakarnya pasti terjamin.
Baca Juga: Pertamina Maksimalkan Jemput Bola di Jateng dan DIY, Cegah Penularan Virus Corona
“Ini resmi dari Pertamina, beda sama sekali (dengan Pertamini),” ujar Ma'sud Khamid, selaku Direktur Pemasaran Ritel Pertamina, di Sentul, Jawa Barat, Senin (2/3/2020).
“Sehingga harga, mutu, dan pasokan dijamin sama dengan di SPBU-SPBU besar yang kami kelola,” yakinnya.
Mau jadi rekanan Pertamina dengan membuka Pertashop? Yuk pahami dulu tingkatannya.
Pertashop sendiri memiliki tiga tingkatan modal, syarat dan keuntungan yang berbeda-beda.
Ketiga tingkatan tersebut adalah pertashop Gold, Platinum dan Diamond.
Pertashop Gold
Merupakan tingkatan dengan modal awal paling rendah, meski begitu bisa menghasilkan omset hingga Rp 7,5 juta perbulannya.
Modal atau investasi yang dibutuhkan untuk membangun Pertashop Gold sebesar Rp 300 juta, atau setara dengan harga KIA Seltos yang dibanderol mulai Rp 295 jutaan OTR Jakarta.
Baca Juga: Pertamini Gigit Jari! SPBU ‘Mini’ dari Pertamina Resmi Diluncurkan, Harga, Mutu, dan Pasokan Dijamin
Selebihnya, Pertashop Gold baru dapat dibangun apabila jarak dari desa ke SPBU lebih dari 10 kilometer, atau berdasarkan hasil evaluasi langsung di lapangan.
Adapun Pertashop Gold ini membutuhkan lahan seluas 144 meter persegi dan memiliki kapasitas penyaluran BBM sebesar 400 liter per hari.
Lalu di atasnya ada Pertashop Platinum yang membutuhkan lahan sebesar 200 meter persegi dengan modal atau investasi awal Rp 500 juta.
Berbeda dengan Pertashop Gold, untuk yang versi Platinum ini memiliki tangki penyimpanan sebesar 10 kiloliter dan hanya bisa dibangun di kecamatan yang belum memiliki SPBU.
Selain itu, Pertashop Platinum memiliki kapasitas penyaluran BBM sebesar 1.000 liter perhari dengan potensi omset di kisaran Rp 4,75-12,5 juta perbulannya.
Terakhir dan merupakan tingkatan tertinggi adalah Pertashop Diamond, yang membutuhkan lahan sebesar 500 meter persegi dan hanya bisa dibangun di kecamatan yang belum memiliki SPBU.
Tidak seperti Pertashop Platinum yang tangki penyimpanan BBM berada di atas tanah, Pertashop Diamond memiliki tangki timbun sebesar 10 kiloliter.
Pertashop Diamond juga bisa menyalurkan BBM sebanyak 3.000 liter dan memiliki potensi omset di kisaran Rp 14-28 juta dalam sehari.
Belum lagi, Pertashop Diamond juga menyediakan tempat untuk membangun minimarket di atas lahan sebesar 500 meter persegi.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR