Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Kegundahan Sopir Angkot di Tengah Aturan PSBB, Buat Makan Saja Susah Apalagi Untuk Orang Rumah

Adi Wira Bhre Anggono - Selasa, 14 April 2020 | 16:30 WIB
Effendi (55), sopir angkot jurusan Serpong-Kalideres mengeluhkan sepinya penumpang.
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Effendi (55), sopir angkot jurusan Serpong-Kalideres mengeluhkan sepinya penumpang.

Otomania.com - Peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang dibutuhkan demi mencegah makin merebaknya virus Corona (Covid-19).

Namun hal tersebut ikut juga jadi buah simalakama bagi sebagain masyarakat yang bekerja di sektor informal dan berpenghasilan harian.

Sebut saja seperti sopir angkot yang mengandalkan mobilitas orang banyak dengan jarak dekat hingga sedang.

Kondisi mereka kini kesulitan penumpang karena semakin sedikitnya orang yang bepergian, dan tentu saja menyebabkan penhasilan mereka menurun drastis tak menentu.

Baca Juga: Brukk!!.. Efek Work From Home Kelamaan, Ikutan Start Motocross TV Autogelap!

Seperti curahan hati dari Effendi (55) selaku sopir angkot jurusan Serpong - Kalideres saat ditemu rekan Wartakotalive.com di kawasan Muncul, Setu, Tangerang Selatan, Senin (13/4/2020).

"Tolong, pak! Diperhatikan sopir angkot (angkutan kota). Rakyat kecil enggak makan. Juga anak istri dan keluarga kami, pak. Tolong pemerintah perhatikan," ujar Effendi seperti dilansir dari Wartakotalive.com.

Keluh kesah itu tak henti-henti diucapkan pria yang telah menjalani profesi sebagai sopir angkot selama 30 tahun belakangan ini.

Angkot jurusan Serpong-Kaliderses saat sedang mangkal menunggu penumpang, Senin (13/4/2020)
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Angkot jurusan Serpong-Kaliderses saat sedang mangkal menunggu penumpang, Senin (13/4/2020)

Rasa belas kasih itu diharapkan Effendi bersama teman-teman seprofesinya di tengah sulitnya mengkais rezeki saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai dijadikan pedoman kesehatan dalam upaya menekan penyebaran wabah virus corona.

Baca Juga: Viral Komunitas Bagikan Sembako Buat Driver Ojol Dibubarkan Polisi di Surabaya, Begini Faktanya

Di tengah hujan yang tak henti mengguyur kawasan perbatasan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), angkotnya hanya terparkir, mangkal.

Kehadiran penumpang, satu atau dua orang saja, sangat ia nantikan.

Tetapi apa daya. Hingga hujan usai mengguyur, angkot dengan nomor trayek B07 itu pun belum narik lagi karena tak ada satupun penumpang yang mengisinya.

"Kami sebagai sopir mengeluh tidak ada penumpang. Uang makan saja susah, untuk rumah tangga apalagi. Pendapatan tidak ada sama sekali," ujarnya.

Baca Juga: Nikita Mirzani Emosi Puluhan Driver Ojek Online Datangi Rumahnya, Polisi Sampai Turun Tangan

Effendi mengaku, pasca-diberlakukan pembatasan aktifitas sosial di luar rumah, tak jarang dirinya hanya mampu membawa sedikit rezeki untuk kebutuhan keluarga.

Pasalnya, para penumpangnya mayoritas pekerja kantoran. Dan mereka kini melakukan aktifitas pekerjaannya tanpa harus ke kantornya.

"Penghasilan sehari bisa dapat Rp 20 ribu, itu selain setoran. Sisa Rp 20 ribu saja. Buat di rumah tangga saja sudah kurang. Istri di rumah sudah pada ribut. jadi, kami minta betul-betul agar tolong diperhatiin nasib sopir angkot seperti kami ini," harapnya.

Ditanya soal dana Bantuan Sosial (bansos) yang dijanjikan pemerintah, Effendi hanya mengerutkan dahi.

Baca Juga: Begini Kondisi Penjualan Motor Bekas di Tengah Corona, Pilihannya Tinggal DP Tinggi atau Cash

Ia memilih tidak banyak berharap, ketimbang kecewa nantinya.

Sebab, hingga saat ini tak sepersen pun rupiah maupun sembako yang ia terima.

"Belum menerima bantuan apapun sopir angkot Kalideres, Serpong. Tolong diperhatiin, kasihan sopir-sopir enggak makan," ungkapnya lagi.

Tidak hanya Effendi saja. Sopir lainnya juga mengeluhkan hal sama.

Lili (61), yang telah berprofesi sebagai sopir angkot sejak tahun 1991 merasakan dampak sepinya penumpang saat penerapan PSBB.
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Lili (61), yang telah berprofesi sebagai sopir angkot sejak tahun 1991 merasakan dampak sepinya penumpang saat penerapan PSBB.

Lili, seorang pria berusia 61 tahun itu tak tahu lagi mesti mencari penghasilan tambahan seperti apa.

Sebab, dirinya telah berstatus sebagai lanjut usia (lansia).

Baca Juga: Naked Sport 300 CC Sedang Disiapkan Suzuki, Pakai Mesin 2 Silinder dan Desainnya Mirip GSX-S750, Sadis!

Kata dia, sulit untuk mendapat pekerjaan di bidang lainnya selain menjadi sopir yang telah tekuninya selama puluhan tahun.

Tidak ada lagi yang bisa ia andalkan selain mengandalkan peruntungan mendapat beberapa penumpang untuk sekadar makan.

"Mata pencaharian sudah makin berkurang. Sekarang dapetnya paling Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu sehari. Paling banyak 3 sampai 5 (penumpang), jauh menurunnya dari sejak kejadian corona itu," kata pria yang rambutnya mulai memutih itu.

Sangking frustasinya, ia mengatakan bila kebijakan pemerintah dalam menerapkan PSBB mematikan ekonomi rakyat kecil seperti dirinya.

Baca Juga: MyPertamina Kasih Cashback 50 Persen Buat Ojek Online, Khusus Pertalite dan Pertamax Series

"Pokoknya sopir angkot merasa keberatan, karena benar-benar anjlok jauh banget penghasilan," kesalnya.

"Istilahnya Rp 30 ribu sekarang bakal makan, sudah enggak ada simpanan. Istri di kampung, yang efeknya di sini ya kepala keluarganya (KK) ini. Cukup buat diri sendiri, ngirim ke keluarganya enggak," imbuh Lili.

"Sudah sebulan saya enggak pernah ngirim (uang) ke keluarga di kampung. Baru kirim sekali dalam sebulan ini, itu juga Rp 100 ribu saja. Mau bagaimana lagi, ekonomi memang sedang susah begini," sambungnya lagi.

Sama seperti Effendi, Lili juga tidak begitu mengharapkan dana bantuan sosial yang dijanjikan pemerintah kepada golongan tidak mampu.

Baca Juga: Menarik Banget! Mobil Bekas Rp 80 Jutaan, Ada Avanza tipe G, Datsun Go Sampai Nissan X-Trail

Lili mengatakan, sebelumnya, banyak dari pihak organisasi setempat telah mendata dirinya sebagai penerima bansos tersebut.

Namun, bantuan tersebut hanya dianggap khayalan dikarenakan tak kunjung ia terima.

"Mengajukan (bansos) sih sudah ada. Ya sebagian besar dari Organda (Organiasasi Angkutan Darat) terus dari koperasi. Pengajuan mah sudah ada, tapi belum ada yang turun bantuan," jelasnya.

Ia pun berharap belas kasih pemerintah dapat menoleh kepada rakyat kecil seperti ia dan sejawatnya.

Baca Juga: Toyota Harrier Versi 2021 Meluncur Juni 2020, Seperti Ini Speksifikasi Dan Tampilannya

Sebab dirinya tak lagi mampu bersaing mendapati pekerjaan dibidang lain, mengingat usianya yang sudah memasuki tahap lansia.

"Ya ada toleransinya lah pemerintah bagaimana kepada rakyat kecil. Sebagian besar kan rakyat kecil sopir angkot usahanya di lapangan. Kita kan enggak punya gaji, sekarang narik, ya sekarang penghasilannya. Jadi penghasilannya ini sekarang buat makan sehari saja sudah tidak memadai," tandasnya

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Nestapa Para Sopir Angkot di Tengah Ketatnya Aturan PSBB, Sehari Dapat Rp20 Ribu Sudah Bersyukur"


---------------------------------------

Ingin lebih lengkap dan detail ulasan otomotif seperti test drive, test ride, tips, knowledge, bisnis, motorsport dan lainnya, kalian bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF secara digital (e-magz). Caranya klik: www.gridstore.id Kalian akan mendapatkan paket berlangganan menarik.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa