Bahkan Rauf memberikan usul yang cukup berani, yaitu meminta SPBU didirikan di Mako Polresta Samarinda, agar dapat terus terpantau oleh Kapolresta.
"Pak kalpolres yang terhormat, saya ada usulan pak biar kami juga tidak merepotkan bapak, kalau bisa bikin pom (SPBU) di Polres saja jadi enak bapak memantau keadaan kami, dan kami gak bakalan tidur menunggu kedatangan solar lagi," ulasnya.
Hal tersebut bukan tanpa dasar, pesan itu disebutnya sebagai bentuk kekecewaannya, terhadap sejumlah pihak yang memberlakukan sistem jatah bagi setiap kendaraan, dengan batas pembelian Rp 100 ribu per kendaraan.
"Kalau sudah begitu pasti tidak ngatri kalau Pomnya ada di Polres, tapi maaf sebelumnya pak, ini cuman saran jadi pak tolong kondisikan anggota bapak yang memberi jatah Rp 100 ribu per mobil, kami dari malam harus antre di SPBU Jl. Juanda Samarinda," imbuhnya.
(Baca Juga: Serem! Melintas SPBU Roda Truk Keluar Api, Ternyata Ada Motor Yang Terseret Hingga Terbakar, Pengendaranya Tewas)
Saat dikonfirmasi di satu stasiun pengisian BBM di Samarinda, salah satu security Gunawan menjelaskan, bahwa Jumlah pasokan BBM yang masuk di proses pengisian stok pertama hanya menerima jatah 50 persen dari total.
Kemudian, SPBU kembali menerima pasokan BBM yang kedua, dengan penyaluran sebesar 16 ton, pada pukul 11.00 Wita.
Kemudian sekitar pukul 13.45 Wita, SPBU akan kembali menerima pasokan BBM yang di antar oleh truk muatan BBM.
“Paling banyak biasa sampai 24 ton sehari. Tapi kalau begini ya, kemungkinan sudah nggak bakal kehabisan. Mungkin sampai besok bakal aman,” bebernya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, SPBU hanya mampu membuka antrian di jalur BBM solar dengan batas tertentu, karena memang pengguna solar cukup banyak.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul "Solar di Samarinda Terbatas, SPBU Berlakukan Sistem Jatah Rp100 Ribu/ Kendaraan, Sopir Truk Protes".
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | TribunKaltim.co |
KOMENTAR