Otomania.com - Masalah kemacetan, adalah menjadi salah satu permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan.
Yang hingga sampai sekarang belum bisa terpecahkan secara maksimal.
Terdapat banyak faktor yang melatar belakangi permasalah kemacetan lalu lintas tersebut.
Diantaranya adalah pertumbuhan kendaraan kendaraan yang tidak sebanding dengan pembangunan infrastruktur jalan.
Baca Juga: Antisipasi Terjadinya Kemacetan di Depan Gedung DPR, Ini Beberapa Ruas Jalan Yang Akan Dialihkan
Pemerhati Masalah Transportasi, Budiyanto di Jakarta, Minggu (6/10/2019) mengatakan.
Dari data menunjukan bahwa pertambahan kendaraan bermotor lima tahun terakhir di Jadetabek menunjukan peningkatan 9,3 persen.
Sementara pertumbuhan pembangunan infrastruktur hanya 0,1 persen.
"Panjang jalan di wilayah DKI Jakarta, kurang lebih menyentuh 7,159 persen dari luas kota, sedang idealnya mengacu pada kota-kota besar di Negara maju panjang Jalan 12 sampai 15 persen dari luas Kota," ujar Budiyanto, dikutip dari GridOto.com.
Baca Juga: Asyik! Satlantas Polres Bogor Punya Solusi Baru Urai Kemacetan di Jalur Puncak
Dari data tersebut mengindikasikan bahwa infrastruktur jalan di Kota Jakarta masih jauh dari kondisi ideal dan berdampak paralel pada salah satu permasalahan lalu lintas yakni masalah kemacetan.
"Walaupun kita sama- sama tahu bahwa kemacetan terjadi bukan saja disebabkan kekurangan infrastruktur jalan,"
"namun juga ada permasalahan lain, misal disiplin pengguna jalan yang relatif masih rendah, infrastruktur yang digunakan tidak pada peruntukannya dan penegakan hukum yang belum maksimal dan lain - lain," tutur dia.
Melihat kondisi seperti ini, Mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya ini menilai seharusnya Pemda Prov DKI Jakarta memiliki program selektif prioritas berkaitan dengan pembangunan penambahan panjang jalan.
Baca Juga: 60 Motoris Siap Antar BBM Pertamina Di Kemacetan Mudik Lebaran, Kenali Tampangnya
Sehingga secara otomatis dapat mengurai atau mengurangi kemacetan.
"Jangan malah sebaliknya memperlebar trotoar yang secara otomatis mengurangi kapasitas jalan," ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan potensi DKI yang begitu besar diukur dari APBD fantastis menyentuh Rp 89 Triliun lebih.
"Saya kira mampu untuk melaksanakan pembangunan dibidang sarana & prasarana transportasi antara lain penambahan panjang jalan sebagai implementasi dari sistem Pola transportasi Makro yang sudah dibangun di Prov DKI Jakarta," bebernya.
Editor | : | Parwata |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR