Otomania.com - Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) mulai membuat regulasi baru untuk taksi online.
Hal ini dilakukan pasca-putusan Mahkamah Agung yang menolak sembilan pasal pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017.
Menurut Direktur Angkutan dan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani, saat ini pihaknya masih menyusun draf baru untuk merevisi PM 108 dan akan segera dirilis dalam waktu dekat.
"Sedang kita rumuskan bersama, termasuk organda akan kita ikut sertakan. Untuk aturannya seperti apa kita belum bisa bicarakan saat ini, tapi yang paling baru dari itu semua adalah adanya keharusan mengatur hubungan kerja," ucap Yani kepada wartawan beberapa waktu lalu di Tangerang.
(BACA JUGA: Raga Tua, Semangat Muda, Seorang Nenek Lincah Jadi Sopir Taksi Online)
Hubungan kerja yang dimaksud yakni antara pengemudi taksi online dan pihak aplikator, yakni untuk memperjelas hubungan kerja antara dua belah pihak.
Namun porsi untuk regulasi itu bukan berada di wilayah Kemenhub, tapi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), termasuk masalah sistem yang merujuk pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Tidak hanya itu, menurut Yani keberadaan regulasi baru juga menuntut keikutsertaan Kementerian Koperasi dan Kuangan.
Karena beberapa tuntutan dari pengemudi taksi online mereka tidak mau dibuat koperasi melainkan individual, sementara untuk keuangan lebih terkait pajak penghasilan yang tidak pernah ditarik dari situ.
(BACA JUGA: Bikin Geram, Sopir Taksi Online Culik Dan Lecehkan Penumpang, Paksa Bayar Rp 16 Juta)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR