Otomania.com - Pemerintah berencana memulai kebijakan Solar B20 mulai 1 September 2018 mendatang.
Solar B20 sendiri merupakan pencampuran solar dengan crude palm oil (CPO).
Penerapan kebijakan ini pun sampai ke telinga Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia).
Aptrindo membeberkan pandangannya sebagai pihak yang ikut terdampak kebijakan ini.
(BACA JUGA: Demi Pajak Murah, Truk-truk Tua Terus Dipaksa Bekerja)
"Kita ini kan konsumen solar non public service obligation (PSO) terbesar. Truk lebih banyak konsumsi solar, bisa 200 liter sendiri. Konsumsinya bisa cuma 1:2, 1:3 atau 1:4 cukup bagus. Saat ini ada 6 juta truk yang beroperasi di Indonesia, setengahnya berumur 20 tahun," ucap Wakil Ketua Umum 1 Aptrindo Kyatmaja Lookman saat dihubungi Selasa (28/8/2018).
Menurut Lookman saat ini sebagian besar armada truk di Indonesia membutuhkan alat pemisah air (water seperator) untuk dapat mengkonsumsi solar B20.
Sebab dari spesifikasi mesin kebanyakan truk belum memiliki alat tersebut dan masih dapat mengkonsumsi solar B5 dan B10.
Penjelasan dasarnya, Fatty Acidd Methyl Ester (FAME) atau biodisel merupakan solar dengan campuran minyak sawit.
(BACA JUGA: Wacana Menghentikan 'Proyek Abadi' Jalur Pantura, Giring Truk Masuk Tol)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas Otomotif |
KOMENTAR