Otomania.com - Go-Jek sebagai layanan transportasi berbasis online berkembang pesat di Indonesia.
Hal itu membuka peluang untuk mulai melebarkan sayap ke negara tetangga.
"Peluang Go-Jek masih terbuka lebar untuk menyediakan layanan Go-Ride di pinggiran kota-kota besar atau pedalaman di Malaysia," ujar Pengamat Keuangan dan Investasi, Roy Sembel dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (5/8).
Namun, potensi itu sepertinya bakal menghadapi sejumlah tantangan.
(BACA JUGA: Waspada 18 Agustus, Ojek Online Ngotot Demo di Hari Pertama Pembukaan Asian Games 2018)
Terlebih, pemerintah Malaysia melalui melalui Menteri Transportasi Anthony Loke Siew Fook memastikan pemerintah tidak berencana memperkenalkan layanan transportasi roda dua.
Hal itu dia ungkapkan di hadapan parlemen Malaysia.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan perusahaan ride hailing asal Negeri Jiran yang malah besar di Indonesia.
Roy bilang, kondisi dan dinamika bisnis negara-negara di Asia Tenggara saling berbeda satu sama lain.
(BACA JUGA: Kumpulan Biker Beratribut Ojek Online, Pakai Skutik Seharga Rp 299 Juta, H-D Sampai Honda CBR1000)
Sehingga, kebijakan transportasi berbasis online pun memiliki ciri khas dan karakternya masing-masing.
Khusus di Malaysia, saat ini memang belum sefamiliar seperti di Indonesia.
Dalam penggunaan kendaraan roda dua untuk publik, itu baru terdapat di kota besar saja.
Otoritas di Malaysia semestinya melihat dan menilai kebutuhan di daerah lain di luar kota besar seperti Kuala Lumpur.
(BACA JUGA:Sultan Mah Bebas, Yamaha TMAX DX Seharga Rp 299 Juta Dipakai Buat Ngojek Online)
Maka perlu ditempuh analisa dan meminta pendapat dari konsumen.
Tak terkecuali juga memungkinkan upaya berupa bantuan komunikasi dari pemerintah Indonesia kepada pemerintah Malaysia.
"Pemerintah Malaysia juga semestinya membuka diri mendengarkan masukan dari aplikator termasuk Go-Jek. Jika menemui titik temu, kemungkinan sub-menu Go-Ride menjadi transportasi publik di Malaysia itu terbuka lebar," tegasnya.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR