Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

"Kuburan" Bajaj Oranye yang Dulu Menghiasi Wajah Jakarta

Fedrick Wahyu - Jumat, 9 Maret 2018 | 19:30 WIB
"Makam" bajaj oranye di Jakarta
Kompas.com
"Makam" bajaj oranye di Jakarta

Otomania.com - Seperti yang kita tahu kalau bajaj oranye dan bersuara khas serta mengepulkan asap tebal itu sudah pensiun. Keberadaannya diganti dengan bajaj warna biru berbahan bakar gas, atau kadang diminumi bensin. Ke mana para besi tua itu?

Keberadaannya terpantau di salah satu kawasan di Jakarta Pusat yang ditengarai menjadi "makam" bajaj oranye, tepatnya di Gang Makmur Raya, kawasan Cideng, Jakarta Pusat.

Bajaj-bajaj itu ditinggal para pemiliknya semenjak ada larangan bajaj oranye beroperasi. Bajaj yang ada di sana pun sudah rusak dan tak terawat.

Seluruh bodi bajaj itu penuh karat dan bolong di mana-mana, tempat duduknya hilang, setang dan lampu rusak, kap penutup yang usang dan tak lagi bisa digunakan, serta ban bajaj yang terlihat hilang sebelah.

(BACA JUGA: Michael Essien Mau Beli Suzuki TS125, Tapi Ada Penolakan)

Bahkan beberapa bajaj sudah berwarna keputih-putihan karena luntur. Ada juga yang sudah ketutupan rumput liar. Meski bagian luarnya sudah tidak karuan, ternyata mesin bajaj-nya masih menempel kuat dan utuh di bawah tempat duduk sopir.

Bajaj oranye digantikan bajaj biru
Kompas.com
Bajaj oranye digantikan bajaj biru

Tapi juga ada bajaj yang terlihat terawat dan kondisinya seperti baru. Kaca spion, lampu, tempat duduk, serta kap penutup bajaj tampak baru.

Wahyudin, warga Gang Makmur sekaligus pemilik bajaj oranye baru bercerita soal belasan bajaj yang sudah tak terurus oleh pemiliknya saat diterapkannya regulasi bajaj oranye dilarang beroperasi di Jakarta.

(BACA JUGA: Motor Bebek Kalahkan Double Cabin 4X4 di Jalan Off-Road Papua)

Dulunya Gang Makmur merupakan tempat mangkal bajaj dan moda transportasi lawas lainnya. "Dulu di gang ini banyak becak. Nah, sekitar (tahun) 90-an becak hilang, diganti bajaj. Setelah itu muncul lagi kancil, bentor. Ya kalau diingat-ingat bajaj mulai ditinggalkan sekitar 2011 atau 2012," kata Wahyudin.

Warga berjalan di dekat bangkai bajaj oranye di kawasan Cideng, Jakarta, Senin (5/3/2018). Bajaj ora
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Warga berjalan di dekat bangkai bajaj oranye di kawasan Cideng, Jakarta, Senin (5/3/2018). Bajaj ora

Menurutnya, bajaj oranye ini mulai ditinggalkan pemiliknya karena mereka beralih ke bajaj biru. Selain itu, onderdil bajaj oranye yang susah dicari menjadi faktor ditinggalkannya bajaj oranye.

"Dulu ada bos bajaj dia punya 20 sampi 30 bajaj oranye, terus dijual sama dia jadi besi rongsokan, dibesituakan," ujar Wahyudin.

Sedangkan bajaj oranye yang seperti baru itu, merupakan hasil restorasi. Selain dijual, bajaj itu juga disewakan untuk festival kebudayaan, hingga dijadikan stan bazar.

Editor : Donny Apriliananda
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa