Otomania.com - Publik menuntut pemegang merek atau produsen makin terbuka dengan recall. Namun kenyataannya, pemilik mobil sendiri kurang peduli memenuhi panggilan kampaye pemeriksaan dan perbaikan komponen.
Tentu hal ini bertolak belakang dengan tuntutan publik. Ketika produsen menjalankan tugasnya dan berusaha transparan, namun respons pemilik mobil dianggap biasa saja.
Itulah gambaran kondisi riil yang dikatakan Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM). "Tidak semua orang peduli juga terhadap recall," katanya, Miggu (26/11/2017).
Saat ini, lanjut Jonfis, upaya penarikan kembali ini cukup terbantu oleh media. Sebab jika pabrik pembuat kendaraan melakukan recall, maka pemberitaan akan segera tersebar luas.
Baca : Belum Genap Setahun Meluncur, Toyota C-HR Sudah Di-
"Dulu sekitar dua atau tiga tahun lalu, orang yang mau recall tidak banyak, hanya sekitar dua digit (puluhan). Sekarang mungkin dengan banyaknya media, jadi bisa di atas 40 persen," kata Jonfis.
Selain itu, tambah Jonfis, sedianya pihak pembuat produk juga aktif mengingatkan konsumen, baik dengan kampanye atau kembali mengirimkan surat pemberitahuan.
Hal inilah yang dilakukan Honda jika ada produk yang perlu diperiksa. "Dengan penulisan banyak, kami aktif mengampanyekan, mengeluarkan surat berkali-kali. Pergantian komponen juga gratis," kata Jonfis.
Tingkat kepedulian pemilik mobil terhadap recall memang diharapkan meningkat, seiring dengan faktor keamanan dan kenyamanan yang seharusnya menjadi prioritas.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | KompasOtomotif |
KOMENTAR