Jakarta, Otomania.com - Tol fungsional Kaligangsa (Brebes)-Gringsing (Weleri) sudah dibuka sebagai jalur mudik menuju Semarang dan kota lainnya di Jawa Tengah. Meski demikian, ruas tol tersebut statusnya masih seadanya, dalam arti belum maksimal.
Medan bergelombang serta berdebu menjadi kendala yang dirasakan pemudik ketika melintasi di jalur tersebut. Kondisi ini mendatangkan banyak keluhan dari pemudik.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Trisaputra Zuna, mengatakan, pihaknya sudah berusaha maksimal untuk mengatasi debu tebal.
"Kita sudah upayakan, ada 14 truk tangki pengangkut air untuk menyiram debu sepanjang tol, itu beroperasi penuh. Beberapa ruas jalan yang rusak dan sempat amblas pun sudah kami perbaiki," ucap Herry saat dihubungi Otomania, Kamis (22/6/2017).
"Kita terus koordinasikan sampai saat ini, yang jelas kita berushan untuk melayani yang terbaik, tapi yang harus diingat fungsi tol ini untuk membantu jalur kepadatan di Pantura. Karena itu kita himbau bagi yang melintas tolong jaga kecepatan mobil, jangan lebih dari 40 kpj dan tetap ikuti arahan petugas serta rambu," papar Herry.
Tutup di Malam Hari
Setelah melakukan peninjauan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, memutuskan untuk melakukan pembatasan ruas tol fungsional Kaligangsa (Brebes)-Gringsing (Weleri). Tol akan ditutup jelang malam hari jam 18:00 dan akan dibuka kembali pukul 06:00 WIB, keputusan ini berlaku mulai Rabu (21/6/2017).
Baca : Situasional, Tol Brebes-Gringsing Tutup Malam Hari
"Pada malam hari jalan darurat Kaligangsa-Gringsing ditutup, tapi ini situasional demi pelayanan untuk masyarakat, kita berupaya untuk objektif menyampaikan situasi," ucap Menhub, Rabu (21/6/2017).
Namun begitu, sifatnya situasional. Saat terjadi kepadatan di Pantura maka pintu tol akan kembali dibuka untuk mengurai kemacetan. Menhub juga berpesan bagi para pemudik untuk tidak ugal-ugalan saat berkendara di medan tol fungsional, banyak lintasan yang bergelombang yang cukup rawan untuk dilintasi dalam kecepatan tinggi.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR