Jakarta, Otomania.com – Suzuki GSX-S 150 jadi produk yang meramaikan pasar motor sport 150 cc yang ramai dihuni beragam model dari berbagai merek. Salah satu yang ditawarkan Suzuki dari produk barunya ini adalah mesin 147,3 cc DOHC 4-valve berpendingin air.
Di atas kertas, mesin ini memiliki tenaga 19 tk di putaran 10.500 dan torsi 14 Nm pada putaran 9.000 rpm. Tenaga ini diklaim terbesar di antara rival sejenisnya.
Tenaga ini dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama perjalanan Jakarta sampai Purwokerto. Mesin tersebut dipasangkan dengan transmisi enam percepatan.
Asupan tenaga terus dirasakan di berbagai kondisi jalan yang dilalui menuju Purwokerto. Di kawasan Puncak, tenaga terus terisi saat kondisi jalan menanjak. Gigi tiga dan empat motor ini paling sering digunakan selama perjalanan karena cukup mudah mendapatkan tenaga untuk menghadapi tanjakan.
Selama perjalanan cukup jarang mendapat kesempatan untuk menjajal top speed motor ini, namun untuk mencapai kecepatan 100 kpj motor ini terhitung cepat. Beberapa kali Otomania tembus kecepatan 100 kpj dengan posisi gigi transmisi belum menyentuh gigi enam.
Pengendara GSX-S 150 dapat memanfaatkan fitur shift light indicator yang disediakan di speedometer digital untuk mendapatkan tenaga yang diinginkan. Fitur ini akan berkedip saat putaran mesin mencapai putaran yang sudah ditentukan, sehingga pengendara akan menaikkan gigi transmisi.
Selama pengujian, Otomania juga berkesempatan menguji konsumsi bahan bakar GSX-S 150 ini. Berkendara dengan jalur luar kota, serta beragam kontur jalan, Otomania berhasil mendapatkan konsumsi 35,65 kilometer per liter. Bahkan ada biker lain yang mendapatkan hasil hingga 40,9 kilometer per liter. Pengukuran dilakukan menggunakan metode full to full serta melalui informasi pada speedometer.
Produk dengan banderol harga Rp 23,9 juta ini bisa jadi pilihan para penggemar motor sport. Tentu yang perlu diyakinkan adalah layanan purna jual dari Suzuki yang saat ini terus menambah jumlah bengkelnya di seluruh daerah.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR